Awal rasa ini

3547 Kata
Abdiel PoV salahkan terlalu mencintai seseorang? Salahkah jika aku menginginkan kebahagiaan? Salahkah bila aku menginginkan kasih sayang? Aku tau kesalahanku tidak akan bisa di maafkan, aku yang membalas, oleh karna itu aku meminta seseorang yang bisa memberi kehidupan pada setiap orang. Obsesi? Iya katakanlah begitu aku tidak peduli, entah itu gila psycopath yang aku inginkan adalah Aylin ku. Tidak cukupkah saya bertahan selama ini? Kilas balik Di malam hari yang begitu keras suara rintihan kesakitan dan pilu itu terdengar nyaring, tidak ada yang bisa dilakukan oleh anak kecil itu sambil menangis dan berdoa semoga ini semua cepat berakhr. "Anak bodoh! Kau hanya kesalahan buk .. Buk .." "Ampunn !," Teriak pengampunanku yang tak pernah di dengar Cambuk itu terus mengakiti tubuh mungkil hingga darah mengucur deras di tubuh ku. "Seharusnya aku membunuhmu dulu, hah!" Setelah puas iya dengan bedak tebal dan bibir dipoles dengan lipstik merah menyala itu pergi begitu saja. Sementara aku berusaha keluar rumah menuju taman dekat sungai yang begitu indah. Di bawah bintang dan di terangi rembulan aku merintih kesakitan Tiba tiba aku merasa ada tangan yang begitu mungil memegang tanganku yang terluka mungil yang segera membersihkan lukaku "Kamu habis berjuang ya kak? Kenapa gak di obatin kata mama kalo gak nanti sakitnya tambah parah, atau kakak takut perih ya? Jangan takut kak aku obati dengan lembut ya," kata kata gadis itu begitu polos di mataku dengan kehati-hatian tangan itu membersihkan luka ku suka tak ingin membuatku kesakitan. "Aku tinggal di sana, aku berlibur ke sini. Karna dekat dengan taman ini kata papa boleh utama ke sini asal jangan jauh, aku main petak umpet sama Rizki tapi denger kakak kesakitan aku datangi kakak aja hehehe." Gadis itu mendonggak menatap ku sambil tersenyum, senyum yang sangat manis lalu indah dengan mata coklat yang membuka kulit putih terang di bawah bulan purnama. Aku hanya terdiam melihat, memperhatikan setiap gerakan mengingat merawat lukaku. "Yey sudahh, aku berbakat jadi dokter ternyata, buktinya lukanya udah aku perban pake baju aku hehehe, nanti aku pinjem jaket Rizki aja lah," ucapnya dengan senyum ceria anak-anak kecil yang senang berbeda. Saya tahu gadis kecil ini merobek baju panjangnya untuk membalut dan membersihkan lukaku dengan kerudung panjangnya yang terulur. hingga kerudung hijau itu terlihat penuh darah. "Pipi kakak juga luka." katanya khawatir Dengan sigap gadis itu ke sungai lalu mengambil udara membasahi kerudungnya dengan udara lalu kembali ke hadapanku. "Badan kakak, menunduk sedikit kamu mau bersihin luka terus aku kasih sayang," katanya lembut terlihat kesusahan membersihkan luka di pipiku. Aku menunduk mengikuti arahanya dengan serius dia menyelamatkan lukaku dan memulihkan plester. "Yey sudah selesai, muka kakak udah bersih." senyumnya begitu tulus mata nya yang sedikit sipit tenggelam dalam senyum itu. Dia terlihat bahagia sekali melihat lukaku tidak terlihat parah. Aku masih memperhatikannya saat tangan mungil membuka baju ku "Ya Ampunn banyak sekali luka di tubuh kakak! Huaaa .... Hu .. Hu..pasti sakit kan kak," udara mengalir mengalir dengan deras seolah dia sakit. "Hei .. Stttt tak apa, jangan menangis ya," ujarku sambil berusaha untuk tersenyum, walau memang ini sakit semua. "Tapi .. Pasti sakit kan?" tanyanya sendu, "Gak papa kok," balasku berusaha terlihat biasa. Ku sunggingkan senyum yang tak pernah kuungkapkan selama ini. "Buka baju kakak aku obati semua biar kakak gak sakit lagi," katanya yang membuat senyumku berubah menjadi kegugupan yang nyata. "Eh .. Ehm .. Ti .. Tidak usah," jawabku gugup, "Kenapa ?" tanyanya, yang bikin bingung mau mau menjelaskannya. "Ay! Kamu dari mana? Aku cariin dari tadi, malah duduk di sini malah udah ku melihat kamu jangan kemana mana sama aku dan ... Hei ... Kamu nangis ?," tanya pria kecil itu tak percaya. "Eh ... Iya aku nangis tadi Riz, huaaa .. Hu ... hu .." balas anak perempuan ini kembali menangis. "Kenapa? Hei kenapa? Siapa yang nyakitin kamu? Siapa? Aku hajjar siapa?" "Dia sakit ... Riz, badanya penuh luka." kata gadis itu dengan sendu "Siapa?" "Dia .." kata gadis itu menunujukku Tapi anak lelaki itu hanya diam, lalu menarik gadis kecil itu pulang. "Ayo, pulang dan pakai jaket ku," ucapnya tak suka. Yang diikuti hanya oleh gadis kecil itu. Sebelum pulang gadis kecil itu menoleh diserahkan lalu tersenyum. Aku pikir kejadian itu hanya sekali, tetapi sebaliknya, tentang mama, kapan saja, mama mulai menyakitiku lagi, gadis kecil yang sudah duduk di kursi taman kemarin. Aku berlalu, tapi .. "Kak, ayo duduk di sini," panggil sambil melambaikan tangan dan menepuk tempat duduk di sebelahnya. Aku berjalan sangat lambat, lalu duduk di sampingnya. Bisa kulihat dia tersayang melihat lukaku kembali. Luka yang akan selalu ada, luka yang pasti akan selalu tercipta setiap malam saat mama pulang. Aku bahkan lupa bagaimana merasakannya. Aku selalu setuju sakit di sekujur badanku. Begitu menarik, aku hanya bisa diam berdaya. Tak ada alasan lagi buatku untuk minta pada tuhan agar siksaan ini berakhir karna aku sudah tidak meminta kehidupan lagi, bagiku hidup ku ini sama saja dengan kematian, hidup bebas mati sama saja bagiku. Semuanya terasa menyesakkan aku ingin mati saja saat ini. Dan malam ini puncaknya. Aku berniat menghabisi hidupku sebuah pisau sudah ku bawa untukku mengambil urat nadiku sendiri. "Ya Allah, siapa orang jahat yang telah mengalahkan kakak? Lihat wajah tampan kakak yang penuh darah," gadis kecil kemarin mulai berkaca kaca. Sungguh biasanya aku akan memanggil gadis menangis itu cenggeng dan menyebalkan. Tapi melihat gadis ini menangis dadaku terasa sibuk dan banyak perasaan aneh lainnya berada di hatiku ini. Sungguh aku takut tidak tau apa yang terjadi pada diriku ini. "Sudahlah jangan menangis, ini bukan apa," kataku mencoba menenangkan. "Tapi itu sakit," jawabnya polos, mencibaentikan tangisnya. "Tidak mengapa, kamu mau kakak?" tanyaku "Aku bawa kotak obat kali ini." katanya mengganggat kotak obat itu lalu tersenyum "Lalu?" "Aku ingin diperlakukan kakak, ayo duduk aku obati lagi," katanya lucu. Aku menurut duduk lalu melihat dia mulai serius mengobati lukakku. Setelah sekian lama akhirnya semua lukaku sudah bersihkan dan iya beri plester dan ada beberapa yang di perban. "Sudah," katanya dengan riang "minta terima kasih ya, pulanglah nanti kakakmu marah lagi." "Tentu tidak akan marah kak, kata abi ini hari terakhir kami liburan ke sini jadi aku ingin kakak," aku diam mendengarkan penjelasannya. "Aku beli 2 kotak P3K ini untuk kakak, klo kakak sakit obati diri kakak sendiri, kakak pasti tau sukses," katanya sendu tapi memaksakan senyum di perbaiki. "Kenapa kamu begitu peduli?" tanyaku penasaran "Karna setiap muslim itu satu tubuh kak, kalou kakak mengalami sakit maka aku juga akan sakit begitulah kata Ummi dan Abi." Aku mendengarkan kata kata gadis di depanku ini. "Aku sedih banget bakal berpisah sama kakak gantengku, padahal baru ketemu, tapi aku suka sama kakak," katanya polos menatapku. Aku tersenyum mendengar kata anak ini bagiku sungguh lucu. Tapi entahlah mengapa hatiku berlebihan kata anak kecil ini berlebihan. Lihatlah bahkan jantungku berdetak dengan kencang hingga akan copot rasanya. "Aku berharap kita bisa bertemu lagi kak," katanya sambil tersenyum manisnya yang selalu setia terpatri. "Kakak jangan terlukai dirimu sendiri, aku sayang sama kakak, semangat ya kak. Aku sayang kakak kok." Aku terdiam mendengar kata kata anak ini untuk peramaah dalam hidupku untuk pertama kalinya ada yang mengatakan sayang kepadaku. Kata sayang yang dia ucapkan bagaikan penyegar udara hidup, hatiku bagai mendapat energi baru untuk kehidupan yang sudah tak kuinginkan ini. (Kilas Balik) Hari itu hari dimana aku memiliki kembali rasa ingin hidup. Aku melarikan diri dari rumah lalu mencoba hidup mandiri Hingga akhirnya aku bertemu dengan papa, kehidupanku berubah 180 ° saat aku bertemu papa aku hidup bagai pangeran. Tapi hatiku tetap kosong. Entahlah, Mengapa Harus Memakai Gadis Kecil Dan mungil Yang Membawa Hatiku. Aku terus membicarakannya, tetapi sayang aku tidak tahu namanya. Hingga hari itu, hari di mana kami bertemu dalam waktu yang berbeda tetapi sama saja. Dia masih sama ingin melihat orang kesakitan. Tapi kali ini dia berbeda. Sangat berbeda, awalnya saya ragu tentang gadis malam itu adalah gadisku tapi saat aku melihat kacamata dan yang paling membuatku yakin adalah kata yang selalu dia katakan. Seorang muslim harus saling tolong menolong. Ya gadis itu Aylin, gadis yang membuatku bisa bertahan sampai sekarang. Gadis yang membuatku ingin hidup. Sungguh aku sangat mencintainya. Tapi sialnya membuat itu begitu jauh, hari di mana aku membunuh Arfan, tentu saja dia ku bunuh, aku sangat cemburu saat tahu dia sudah memilih lelaki lain untuk jadi pasangan yang berhasil. Itu sangat menyakitkan ... Aylin yang membuatku tetap hidup, karena Aylin aku ingin hidup di dunia ini tanpa rasa sakit, dia sumber kehidupan bagiku. Menerima dia akan hidup dan bersama orang lain .. Itu membuatku puas nafas dan aku lebih memilih mati. Aku suka, tapi aku tidak bisa melenyapkan rasa ini, rasa ingin memiliki dia selalu di samlingku, hanya denganku dan bersamaku. Aku berjanji bahwa Aylin akan menjadi milikku, Hanya MILIKKU. "Maaf tuan, kamu memanggilku?" suara seseorang menyadarkanku Dari lamunanku tentang gadis ku. "Kumpulkan semua dokter terbaik di Indonesia ini dan obati pria b******n tadi, buat dia sadar. Aku ingin pulang tidak lagi menggunakan luka di wajah-nya," perintahku menegaskan. "Baik tuan," balas nya patuh lalu pergi menjalankan perintahku. Aku tidak ingin melihat air mata dia pipi Aylin, Meskipun ini menyakitkan tapi aku tetap mencintainya. Kesakitannya sama dengan kesakitanku. **** Entahlah apa yang harus Aylin lakukan pada pria itu, dia terlalu lelah untuk menghadapinya. Rasa takut mulai menghinggapi perjuangan, takut akan terjadi terulang lagi seperti dulu, dimana Meski begitu banyak yang mengatakan itu hanya dapat diakses, tetapi tetap saja terasa sakit dan terasa tak rela yang tersisa di hati. "Kita sudah sampai neng," ucap sopir taksi yang membuyarkan lamunan Aylin. Detik berikutnya Aylin sedang membahas, baru ia sadar telah sampai di Rumah. "Terima kasih pak, ini uangnya," ucap Aylin lesu, sambil memberikan uang. Dengan lesu Aylin pindah rumah yang sudah jadi saksi bisu atas sejarah tanya yang berliku. "Assalamualaikum," ucap Aylin pelan "Wa'alaikumusalam," balas wanita yang mirip dengannya. "Kamu kenapa telat pulangnya?" tanya Anisa heran "Tadi aylin ke rumah sakit" "Rumah sakit?! Kamu sakit apa nak? Kenapa bisa sakit hmm, mana mana yang sakit, kenapa sudah pulang kalau belum sembuh?", tanya Anisa sambil terus mengechek sesuai dengan kebutuhannya. "Bukan Aylin yang sakit tapi, Rizki." ucap Aylin dengan mata yang mulai berair "Rizki?," ulang Anisa sambil memeluk punggung yang sudah mulai menangis lagi. "Kenapa dengan dia? Apa dia kecelakaan atau apa sayang?" "Dia ... Dia berkelahi -" "Asstagfirullah, bukankah Rizki berkelahi, mengapa bisa seperti itu ??" tanya anisa heran "Semuanya karena El Ummi, dia yang ngehajar Rizki sampe pingsan, dia kembali jadi monster, dia -" "Apa yang harus dilakukan di Rizki padamu?" tanya Anisa heran, karena dia sudah hafal sekali pasti semua ini setuju dengan pemikiran. Sebagian besar El tidak akan suka itu jika tidak ada hal yang diminta tentang Aylin. Dengan sambil terisak Aylin menceritakan semua kejadian di kampusnya tadi. "Asstagfirullahhalazim ..." anisa berucap kaget mendengar penjelasan Aylin. "Dia ... Dia mulai gila Ummi, dia ... Dia ..." "Sttt sayang," kata anisa "Aku lelah Ummi, dia selalu seperti itu." ucap Aylin pilu. "Sayang, kamu harus mencoba, tolong seseorang, cobalah mengerti El." ucap Anisa lembut sambil mengelus kepala putih. Tapi Aylin diam, menyetujui tentang El atau perkataan Umminya. "Aylin, mau ke kamar dulu Ummi." ucap Aylin lemah dan berlalu pergi ke kamarnya. Sesampainya di kamar Aylin mulai menangis terisak, di sembunyikannya isakannya dengan menggigit bibir yang kuat hingga berdarah. Aylin berlari ke kamar mandi lalu menyuci bibirnya dengan air dan mulai menangis lagi. Tangis yang menyiratkan semuanya, tangis yang menumpahkan semuanya. Kepiluan yang sangat menyayat hati. Tangisnya bukan lagi tangis karena Rizki yang masuk rumah sakit, diterima tangis ingat Abinya. Mengingat kenangan sebelum malam itu terjadi dengan Abi tercintanya. Flachback 5 tahun yang lalu. Rembulan menyinari bumi dengan indah malam ini, bintang membantunya bersahabat bahkan dia pun menebar keindahannya dengan ceria. Seorang pria paruh baya duduk di Pinggir kolam taman rumah yang penuhi dengan bunga teratai. "Abi kenapa belum tidur?" tanya seorang gadis cantik dengan cadar yang membingkai janji, Aylin. Yang ikut duduk bersampingan dengan Abinya. "Cuman melihat bintang dan bunga teratai nak," jawab pria itu lembut. "Dulu, saat kau masih kecil kita sering melihat bintang berduakan." ucap Ali menerawang mengingat masa lalu. "Iya, Aylin ingat, abi suka banget sama bintang dan bunga teratai" jawab Aylin sambil tersenyum yang hanya di lihat di mata karena cadarnya "Apa kau tau apa arti bunga teratai ?" tanya Ali lagi "Tidak, memang bunga punya arti ya abi?" tanya Aylin heran "Punya sayang akan abi jelaskan, Teratai putih diartikan kemurnian pikiran dan ketenangan dari sifat manusia, serta kesempurnaan spiritual, jadilah seperti bunga teratai nak, yang selalu suci meski hidup di lingkungan yang kotor, teruslah berpegang teguh pada Al-Qur'an ya. Jadilah anak yang mandiri, berfikir tenang dalam menghadapi masalah dan berjanjilah akan selalu suci ." Aku tersenyum dan menganggukkan kepala. "Tak selamanya abi akan selalu bersamamu, tetap kuat selama abi tak di sebelahmu ya." Aylin terdiam seketika dan mata mulai menggenang air mata yang siap tumpah hanya dengan kedipan mata. "Abi jangan bilang gitu, Abi harus terus di sebelah Ay, Abi harus jadi wali ay klo Aylin nikah nanti, Abi akan hidup di rumah Ay sendiri nanti." "Iya nak, tapi takdir Allah tak ada yang tau kan." kata abi sambil tersenyum. "Karna itu jangan pernah berniat pulang Ay, aku akan menerima sama Allah biar abi gak di Ambil sama Allah ya." Ali hanya tersenyum, lalu meminta tiba untuk berdiri "Ayo masuk ke dalam kamar nak," kata Ali kemudian. Aylin menarik tangan Ali lalu memintanya untuk duduk, "Abi harus berjanji sama Aylin, kalau Abi bakalan jadi wali, Aylin waktu nikah, dan akan liat anak Aylin tumbuh sampai besar, terus Abi akan tinggal di rumah Aylin." ucap Aylin dengan penuh permohonan. "Bila Allah berkehendak Abi berjanji nak," ucap Ali lembut sambil membelai pipi putinya dengan penuh akan perasaan sayang. Baru setelah itu Aylin tersenyum bahagia. "Aylin sayang Abi." ucap Aylin dengan bahagia. Kilas Balik Akhir Malam itu, adalah malam terakhir Aylin bisa duduk berdampingan dengan Abinya. Malam terakhir dia disetujui sayang pada Abinya. Malam terakhir pula dia bahagia dalam masa berlalu. Karena pagi berlalu ... Hidupnya sudah hancur tak bersisa. Arfan dan Abinya pergi untuk selamanya. Melihat Rizki yang kesakitan tadi, membuat Aylin mengingat Abinya lagi, mengingat sulitnya Abinya, dan meninggalkannya. Karena lelah Aylin tertidur dengan air mata yang mengering di bantal. ~~~ Pagi berlalu, Aylin bangun dengan wajah kusut dengan mata yang membengkak karena menagis semalaman. "Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh, Ummi." kata Aylin mengucap salam saat melihat Anisa sudah duduk di meja makan. "Waalaikumusalam warohmatullahi wabarokatuh, nak" jawab Anisa dan menatap sedih. Meskipun Aylin memakai cadar, tetap saja terlihat mengenakan yang sembab karena menangis semalaman. "Ayo makan nak, teruskan kita ke rumah sakit buat njenguk Rizki," ucap Anisa sambil mengambil makanan untuk diambil, yang langsung di cegah Aylin. “Iya Ummi, biar Aylin yang ngambil makanannya sendiri,” ucap Aylin, lalu segera makan. "Aylin akan ikut Ummi buat jenguk Rizki-kan ?," ucap Anisa membuka pembicaraan setelah sekian lama hening. "Iya Ummi, Aylin masih ingat pelajaran yang Ummi terima kasih Aylin kecil" ucap Aylin dengan sedikit senyum yang terlihat di mata sembabnya. "Benarkah? Meminta sedikit Ummi lupa sayang, bisakah Aylin mengulangi apa itu?" tanya Anisa sambil menatap mata di balik cadarnya. Aylin tersenyum hangat, dia mengerti apa yang dimaksudkan Umminya, setelah selesai makan dan sambil menunggu Anisa menyiapkan makanan yang akan di bawanya ke rumah sakit kemudian Aylin mulai berbicara dengan tenang. "Kata Ummi dulu, Dari Abu Hurairah ia berkata: Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam bersabda: ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﻗَﺎﻝَ : ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ : ﺣَﻖُّ ﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻢِ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻢِ ﺳِﺖٌّ : ﺇﺫَﺍ ﻟَﻘِﻴْﺘــَﻪُ ﻓَﺴَﻠِّﻢْ ﻋَﻠَﻴْﻪِ، ﻭَﺇِﺫَﺍ ﺩَﻋَﺎﻙ ﻓَﺄَﺟِﺒْﻪُ، ﻭَﺇِﺫَﺍ ﺍﺳْﺘَﻨْﺼَﺤَﻚ ﻓَﺎﻧْﺼَﺤْﻪُ، ﻭَﺇِﺫَﺍ ﻋَﻄَﺲَ ﻓَﺤَﻤِﺪَ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻓَﺴَﻤِّﺘْﻪُ، ﻭَ ﺇِﺫ ﻣَﺮِﺽَ ﻓَﻌُﺪْﻩُ، ﻭَﺇِﺫﺍَ ﻣﺎَﺕَ ﻓﺎﺗـْﺒَﻌْﻪ Hak seorang muslim terhadap muslim lainnya itu ada 6, yaitu: (1) Apabila kamu bertemu dengannya, ucapkanlah salam (2) Apabila dia mengundangmu maka penuhilah undangannya (3) Apabila ia meminta nasihat kepadamu maka berilah ia nasihat (4) Apabila ia bersin dan mengucapkan: ' Alhamdulillah' maka do'akanlah ia dengan Yarhamukallah (artinya = mudah-meminta Allah memberikan rahmat kepadamu) (5) Jika ia sakit maka jenguklah dan (6) Dan Bila ia meninggalkan dunia maka iringilah jenazahnya. (HR. Muslim, no. 2162 / Bab: Hak Muslim terhadap Muslim Lainnya / Shohih). Selain selain oleh nabi, orang sakit juga termasuk amalan yang mulia, dan termasuk keutamaan yang agung, serta pahala yang sangat besar. Rasulullah shalallahu alaihi wassalam bersabda: ﺇِﺫَﺍ ﻋَﺎﺩَ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞُ ﺃَﺧَﺎﻩُ ﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻢَ ﻓِﻲْ ﻓِﻲْ ﺧِﺮَﺍﻓَﺔِ ﺣَﺘَّﻰ ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﺠْﻠِﺲَ ﻏَﻤَﺮَﺗْﻪُ ﻏَﻤَﺮَﺗْﻪُ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﺔُ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﺔُ ﻓَﺈِﻥْ ﻛَﺎﻥَ ﻛَﺎﻥَ ﺳَﺒْﻌُﻮْﻥَ ﺳَﺒْﻌُﻮْﻥَ ﺃَﻟْﻒَ ﻣَﻠَﻚٍ ﺣَﺘَّﻰ ﺣَﺘَّﻰ ﻳُﻤْﺴِﻲَ ، ، ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻣَﻠَﻚٍ ﻣَﻠَﻚٍ ﻳُﺼْﺒِﺢَ ﻳُﺼْﺒِﺢَ "Apabila seseorang menjenguk saudaranya yang muslim (yang sedang sakit), maka (seakan-akan) dia berjalan sambil memetik buah-buahan Surga sehingga dia duduk, apabila sudah duduk maka diturunkan kepadanya rahmat dengan deras. Apabila menjenguknya di pagi hari maka tujuh puluh ribu malaikat mendo’akannya agar mendapat rahmat hingga waktu sore tiba. Apabila menjenguknya di sore hari, maka tujuh puluh ribu malaikat mendo’akannya agar diberi rahmat hingga waktu pagi tiba." (HR. at-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Imam Ahmad dengan sanad shahih). Dan, adab-adab menjenguk orang sakit itu, Pertama, sebelum menjenguk harus memiliki niat yang benar. Hendaklah kalian menjenguk orang yang sakit dengan niat mengharap pahala dari Allah dan juga sebagai bentuk menunaikan hak saudaranya. Bukan untuk dipuji, dilihat atau didengar. Jangan sampai pahala yang besar ini hilang begitu saja karena disebabkan niat kita yang salah. Kedua, Menyegerakan Menjenguk Orang Sakit Ketika ada orang yang sakit maka segeralah menjenguknya dan jangan menundanya, sebelum orang tersebut telah lama meminta sakitnya. Sebabnya, hal tersebut dapat membuatnya senang karena merasa puasian. Jangan pula datang terlambat hingga orang sakit itu sudah pulih. Hal itu tidak pernah dicontohkan oleh nabi shalallahu alaihi wassalam. Selain itu, dengan segera menjenguk orang sakit akan memberikan kesan bahwa ia tidak diundang, masih ada orang yang mau dekat dan ikut merasakan apa yang sedang ia rasakan. Inilah makna dari persaudaraan dalam Islam. Ketiga, Memilih Waktu yang Tepat untuk Menjenguk Orang Sakit Ketika Anda mendapatkan menjenguk orang sakit, maka minta kalian memilih waktu yang tepat untuk menjenguknya. Lebih baik pagi atau larut malam, karena dikhawatirkan orang yang sakit itu sedang istirahat. Waktu yang paling baik untuk menjenguknya adalah waktu kompilasi orangutan orang juga datang menjenguknya, sehingga ia telah siap menerima orang yang akan menjenguknya, jika dia mengerti di rumah sakit, maka dapat digunakan rumah sakit yang telah disetujui selai kunjung. Keempat, Duduk di Sisi Kepala Orang Sakit saat Menjenguknya Di antara etika menjenguk orang yang sedang sakit lainnya adalah duduk di sisi kepala orang sakit. Inilah yang dilakukan Rasulullah shalallahu alaihi wassalam ketika menjenguk seorang Kelima, Menanyakan Keadaan Orang yang Sakit Ketika kita menjenguk orang sakit, maka tanyakanlah keadaannya. Karena, dengan hal itu dapat menyenangkan hatinya dan ia merasa mendapatkan perhatian. Hal tersebut juga merupakan amalan yang dicontohkan oleh Nabi. Aisyah radiyallahuanha. Dia berkata, ﻟَﻤَّﺎ ﻗَﺪِﻡَ ﺭَﺳُﻮْﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭ ﺳﻠﻢ ﺍﻟْﻤَﺪِﻳْﻨَﺔَ ﻭُﻋِﻚَ ﺃَﺑُﻮ ﺑَﻜْﺮٍ ﻭَﺑِﻼَﻝٌ ﻗَﺎﻟَﺖْ ﻓَﺪَﺧَﻠْﺖُ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻤَﺎ ﻓَﻘُﻠْﺖُ ﻳَﺎ ﺃَﺑَﺖِ ﻛَﻴْﻒَ ﺗَﺠِﺪُﻙَ ﻭَﻳَﺎ ﺑِﻠَﺎﻝُ ﻛَﻴْﻒَ ﺗَﺠِﺪُﻙَ "Tatkala Rasulullah shalallahu alaihi wassalam telah tiba di Madinah, Abu Bakar dan Bilal terserang demam. Lalu setelah itu Aisyah berkata," Bagaimana kalau mereka bertanya dan bertanya, "Bagaimana kau, Wahai Bapakku? ' dan 'Bagaimana keadaanmu, Wahai Bilal? " [SDM. Al Bukhari (3711)] Keenam, Menghibur Orang yang Sakit Hal itu Karena kompilasi seseorang sedang sakit, seseorang itu sangat membutuhkan semangat untuk pulih. Maka dengan senangnya diharapkan si sakit harus bersemangat untuk pulih. Salah satu cara menyenangkan orang sakit adalah menyampaikan kabar gembira di balik rasa sakit yang diterima ada pahala yang besar. Ketika nabi Muhammad shalallahu alaihi wassalam menjenguk Ummu A'la, beliau bersabda, "Bergembiralah wahai ummul A'la, sesungguhnya dengan sakitnya seorang muslim, Allah akan menghapus dosa dosanya sebagaimana api menghapuskan kotoran kotoran pada emas dan perak." (HR. Abu Dawud) Ketujuh, Menjenguk Orang Sakit Walau Sakitnya Ringan Menjenguk orang sakit tidak mesti orang yang kita jenguk sedang mengalami sakit yang parah atau sedang menjalani perawatan di rumah sakit saja. Namun, seseorang yang mengalami sakit apapun hendaknya kita jenguk. Hal ini akan memberikan pengaruh besar bagi yang sakit agar tetap sabar menjalani sakit dan merasa mendapatkan perhatian dari saudaranya. Inilah yang dilakukan Rasulullah shalallahu alaihi wassalam ketika menjenguk Zaid ketika ia sakit mata. Zaid berkata, "Rasulullah shalallahu alaihi wassalam menjengukku padahal aku hanya sakit mata." (HR. Abu Dawud) Adab yang terakhir adalah mendoakan agar Allah menyembuhkannya. Karena, Allah adalah Asy Syafi' (penyembuh), maka sudah selayaknya kita meminta kesembuhan kepada Allah. Bagaimana doa untuk orang yang sakit? Di antara doa ketika sakit adalah: ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺭَﺏَّ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ﻣُﺬْﻫِﺐَ ﺍﻟْﺒَﺎﺱِ ﺍﺷْﻒِ ﺃَﻧْﺖَ ﺍﻟﺸَّﺎﻓِﻰ ﻻَ ﺷَﺎﻓِﻰَ ﺇِﻻَّ ﺃَﻧْﺖَ ، ﺷِﻔَﺎﺀً ﻻَ ﻳُﻐَﺎﺩِﺭُ ﺳَﻘَﻤًﺎ Ya Allah Wahai Tuhan segala manusia, hilangkanlah penyakitnya wahai Rabb manusia, berilah kesembuhan karena Engkaulah Penyembuh (segala penyakit). Tiada kesembuhan kecuali kesembuhan Mu, yaitu kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit. ( HR. Bukhari, no. 5742; Muslim, no. 2191) Atau doa: َﺳْﺄَﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﺍﻟﻌَﻈِﻴﻢَ ﺭَﺏَّ ﺍﻟْﻌَﺮْﺵِ ﺍﻟْﻌَﻈِﻴْﻢِ ﺃَﻥْ ﻳَﺸْﻔِﻴَﻚَ Aku memohon kepada Allah yang Maha Agung Rabb Arsy yang agung, semoga Dia menyembuhkanmu. (HR. at-Tirmidzi, dan Abu Daud) " "Pintar, anak Ummi makin lama makin tinggi Ilmunya, akan lebih baik kalau sikap kamu juga di perbaikki ya sayang" ucap Anisa sambil mengelus kepala anaknya. Aylin mengangguk-angguk sambil tersenyum hangat, lalu memeluk Anisa erat. Anisapun ikut tersenyum, ternyata rencananya berhasil membuat anaknya sedikit tersenyum. Setelah rapih, Aylin dan Anisa pergi ke rumah sakit dengan sopir pribadi mereka. Sesampainya di sana Aylin yang masuk duluan langsung membuka pintu dan melangkah masuk, "Rizki ... !!" seru Aylin memandang sahabatnya itu tak percaya akan apa yang di lihatnya, benarkah mata ini? Kenapa bisa seperti ini? Aylin hanya mematung di depan pintu menatap tak percaya ke arah sahabatnya itu.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN