Pagi ini aku, Elvira dan mama sudah berada di meja makan. Kami tengah sarapan bersama. Papa sudah meninggal dunia sejak Elvira masih bayi, jadi tulang punggung keluarga kami adalah mama. Walau begitu, mama hampir tidak pernah mengeluh. Dia selalu berusaha tampak tegar walau terkadang secara rahasia, aku mendengar mama menangis tengah malam sambil melihat foto papa. "Vira, kamu ke sekolah naik sepeda motor aja hari ini ya," ucapku. Elvira menghentikan makannya dan melihatku dengan heran. "Kamu nggak bawa sepeda motor hari ini, Kak?" kata Elvira balik nanya. Aku mengangguk mengiyakan. "Iya, mau bareng mas Angga," jawabku. "Udah baikan sama Mangga?" tanya mama. Aku mengerucutkan bibirku mendengar pertanyaan mama. "Ma, udah Ina bilang berapa kali sih? Pacar Ina namanya Angga bukan mang

