Tangis Anya dan Agni memancing Arlo untuk datang. Pria itu tertegun melihat sepupu dan bibinya menangis. Perasaannya mendadak cemas. Takut jika rahasia yang ia tahu, kini juga diketahui oleh Anya. Perlahan Arlo mendekat, meski tidak tahu harus melakukan apa. “Tante, Anya,” panggil Arlo pelan. Anya menoleh, menyadari kedatangan sepupunya. “Ar, kamu juga tahu soal ini, kan? Kamu tahu aku bukan anak kandung Mama Agni, makanya kamu cegah aku untuk donor darah. Jawab, Ar!” Ditanya demikian, Arlo bingung dan pandangan matanya tertuju pada Agni. “Nya, aku …” “Jangan marah sama Arlo, dia tidak tahu apa-apa, Anya.” “Jadi semuanya sudah tahu kecuali aku?” Anya histeris. “Kenapa, kenapa semuanya kompak berbohong?” Agni memeluk Anya agar tenang. “Tolong dengar dulu penjelasan Mama, Nya.” “Aku