Pertanyaan yang terdengar sinis di telinga, sedikit mengganggu perasaan Anya. Memang wanita itu tidak kalau ia adalah pacar Kin. Tetapi rasanya menyebalkan sekali baru datang sudah menunjukkan sikap sinis. Entah apa tanggapannya kalau tahu fakta tentang hubungannya dengan Kin. Pasti Vika akan semakin kesal kepadanya. “Mas Kin lagi sakit, Mbak. Jadi aku di sini nemenin dia. Sekarang aku masih buat bubur, jadi aku harus buru-buru masuk.” Anya kembali menutup pintu pagar, setelah Vika masuk. Bubur di atas kompor membuatnya khawatir, sehingga harus segera melihatnya. Tidak peduli bagaimana tanggapan Vika terhadapnya. “Apa? Mas Kin sakit?” “Iya Mbak, dia demam tapi sekarang lagi tidur.” “Kok bisa sakit? Sudah ke dokter? Apa dia nggak jaga makanan atau dia kurang istirahat?” cecar Vika cema