Raka tampak kaget. Ya walaupun lebih terlihat kecewa ketimbang kagetnya sih. "Benarkah? Siapa yang bilang?" Raka agak mundur setelah aku menerima telpon. Iya, tadi mah dia dekat banget dengan mukaku. Aku menatap Raka tanpa memutus sambungan telepon dengan Tian. "Sekarang elo dimana, Tian?" Raka tampak menunggu jawabanku. "Gue kirim lokasi rumah sakitnya sekarang ya? Kasihan Pak Devan, sekarang belum sadarkan diri." "Oke, oke, gue ke sana sekarang!" Aku menutup sambungan telepon. "Gimana katanya?" Raka masih penasaran. "Pak Devan masih belum sadar. Kita ke sana sekarang!" ucapku panik. Raka ikut mengambil motor. "Pakai motor gue aja, Al!" "Ya udah, ayo!" Aku segera naik ke motor Raka setelah kembali memakai helm. Motor Raka meluncur ke lokasi rumah sakit tempat Pak Devan ditanga

