"Bagaimana ini bisa terjadi sih, Pak?" Aku menatap nanar pada kakinya yang Tian bilang habis dioperasi. Pak Devan tersenyum kecut, "Namanya juga musibah, Al. Semua bisa terjadi." "Ya kan musibah juga ada sebabnya. Gak biasanya Anda ceroboh sampai kecelakaan separah ini." "Kenapa kamu malah bertunangan dengan pria itu?" tanyanya lagi. Aku diam. Sebenarnya aku bertunangan hanya untuk membuat pria ini berhenti mengejarku. Aku sama sekali gak tahu kalau akibatnya akan seperti ini. Jika dibatalkan, semua sudah terlambat. Raka pasti kecewa dan terluka. Ah, aku dilema. "Anda makan dulu ya?" Aku mengalihkan pembicaraan dan mengambil makanan yang disediakan rumah sakit ini. "Alea, kamu belum jawab pertanyaan dari saya," Pak Devan masih memaksaku menjawab pertanyaan darinya. "Saya gak mau j

