Aku terus berteriak di luar. Pak Devan jelas panik dan menarik tanganku masuk ke dalam lagi. "Hei, kenapa teriak begitu? Kamu mau saya digebukin?" Aku mengibaskan tanganku yang ia pegang dengan cukup keras, Pak Devan yang belum siap dengan tindakanku, oleng dan terjatuh. Duk! "Aduh!" pekiknya. Kepala pria itu kejedot meja. Sukurin dah! Aku keluar lagi. Beberapa orang mulai datang. "Mana malingnya, Alea?" Pak RT datang lebih dulu. "Iya, Al! Kita gak boleh membiarkan maling berkeliaran di lingkungan ini," timpal Pak Ujang. Ngeri juga, Pak Ujang udah bawa cangkul segala. Tetiba Pak Devan ikut keluar. "Nah, malingnya, Pak!" ucapku sambil menunjuk ke arah pria yang sedang mengusap kepalanya yang tadi kejedot meja. "Iya, Bapak-bapak! Malingnya sampai jedotin kepala saya, sakit sekali!