Kalau posisiku sebagai kekasih, pasti aku langsung labrak dan marahin keduanya. Lah kenyataannya, siapa aku? Cuma asisten doang. Aku sama sekali gak punya hak untuk melerai mereka. Dan lagi, mereka suami istri kan? Aku tersenyum kecut. Bego banget aku. Ya, sangat bego. Sempat-sempatnya percaya dengan omongan Pak Devan. Katanya butuh aku lah, pernikahan mereka gak bahagia lah, bahkan yang paling gila dari itu semua, Pak Devan mengajakku menikah siri. Nyatanya Pak Devan masih terlihat mencintai istrinya. Benar apa kata Tante Yayu, jadi pelakor itu gak enak. Udah mah digunjing wanita sejagat raya, terus posisinya juga cuma dijadikan pemain cadangan doang. Pemain utama tetap istri sah. Aku menatap nanar pada bungkusan nasi goreng yang baru saja kubeli. Bela-belain berjuang melewati kerumunan