Aku berhasil mendorong d**a Pak Devan. Pria itu juga terlihat kaget. Pak Devan membuka kunci kamar yang entah kapan dia menguncinya dari dalam. "Lho, kamu?! Ngapain kamu di sini bersama Devan?" si Eyang langsung terlihat marah. "Ma-maaf, Eyang. Tadi saya mau kembali ke kamar setelah menidurkan Noah tapi ...." "Ingat, Alea! Jangan membuat masalah ini semakin runyam! Jika kamu mau menjadi wanita bayaran, jangan dengan anak saya!" Nyess! Anjir sakit woy! Aku dikata wanita bayaran! Enak saja! "Saya bukan wanita bayaran, Eyang." Si Eyang malah tersenyum sinis, "Bukan katamu? Bukannya Devan membayarmu mahal agar bisa memakaimu?" Makin gila sih ini! Aku dibuat kesal hingga ke ubun-ubun. "Aku yang menahannya di sini, Eyang." Pak Devan bersuara. "Dev, Eyang tahu kamu kangen sama Arumi. Eya