"Napa elo bengong?" Eva menatapku. Tangannya masih sibuk bantuin Tante Yayu membereskan sayur dan lauk yang kami bawa. "Gue udah lepasin duit banyak banget, Ev." Walau mulut bilang relakan, tapi aku gak bisa bohong, rasanya masih berat. Nominal yang aku berikan ke Pak Devan jumlahnya mencapai sepertiga dari tabungan yang aku miliki. Gila kan? Ya mau gimana lagi, Pak Devan memberiku gaji yang besar. Kalau kata si Eva sih gak normal. "Oh itu, udah, jangan dipikirkan, lepasin aja. Duit mah ntar juga datang lagi yang banyak." Tante Yayu yang tadi sibuk ngangkut oleh-oleh hasil rampokan kami dari rumah Pak Devan, sekarang menatapku dan Eva secara bergantian. "Kalian mau makan sama apa?" tanyanya. Wajah Tante Yayu terlihat senang. Mungkin karena kami bawa pulang oleh-oleh stok masakan ya