"Woy, gimana ini? Pak Devan sepertinya belum mau menyerah." Eva mulai terlihat cemas. Aku mengintip ke luar. Pria itu masih setia berdiri dan mengetuk pintu. "Alea, saya tahu kamu ada di dalam. Kamu marah sama saya?" ucap Pak Devan. Aish, kenapa pria itu gak mau pergi? "Alea, gimana ini?" "Makanya gue bilang, lo udah lihat sendiri kan? Bukan gue yang genit kok." "Iya sih, agak aneh memang. Kok bisa dia sampai tergila-gila sama lo." "Tahu ah, gue juga gak ngerti." "Alea, kamu bawa teman ya? Ayolah, Jangan begini, kalau saya salah, kita bisa bicarakan baik-baik." Eva menatapku, "Alea, elo udah bilang ke dia kan kalau elo mau resign dan bersedia bayar uang finalty?" Aku mengangguk, "Udah kok. Bentar gue cek apa dia udah baca pesan dari gue?" Segera ku ambil ponsel dari dalam tas