Aku masih menatap layar ponselku dengan cemas. Udah centang dua sih, tapi masih abu. "Ngapain elo malah bengong lihatin ponsel? Berharap ada yang keluar dari sono?" tanya Eva saat aku masih memegang ponsel sambil menatap layar dengan penuh harap. "Pak Devan belum baca juga, anjir!" ucapku. Gimana ya, ada perasaan aneh yang hadir saat aku membayangkan hari-hari ke depan aku gak akan melihat Pak Devan lagi.. "Ya udah biarin aja, jangan dilihatin mulu ah!" "Tapi gue gak tenang, Eva. Serius!" "Gak tenang gimana? Katanya elo capek dengan pria itu? Gak mau jadi bahan gunjingan orang?" "Iya sih, tapi gue kayak gak tenang gitu, Ev. Kenapa ya?" "Heleh, elo takut rekening lo terkuras kali!" Aku nyengir, "Mungkin bisa jadi salah satunya itu." Si Eva mengerutkan keningnya, "Terus alasan lain