"Maaf, Mas, Mbak, kita sudah sampai." Ucapan Pak Sopir Taksi membuatku bangun. Cukup terkejut juga dengan posisi kami saat ini. Pak Devan bukan hanya memeluk lenganku tapi memeluk tubuhku. Gilanya lagi, aku malah dengan nyaman tidur di pelukan pria ini. "Eh, maaf!" ucapku lalu segera menjauhkan diri. Pak Devan juga sama terkejutnya. Matanya merah. Sepertinya tidurnya sangat pulas tadi. "Ekhm, ya. Kamu masuk lebih dulu, saya bayar ongkosnya." Aku mengangguk lalu keluar dari mobil. Hampir sekitar jam sepuluh malam aku dan Pak Devan sampai di depan rumah pria itu. Tampaknya si Eyang masih ada di rumah. Haduh, gimana ya aku mulai ngomong sama wanita tua itu? Tadi aku udah berani melawan. Ya walaupun sedikit sih. Tapi tetep aja aku ngerasa gak enak. Walaupun wanita tua itu mulutnya sanga