Ketemu Dia Lagi

1225 Kata
"APA?" kaget Marina dan Indri, "Peka, tahu!" Dikorek telinga yang mendengung itu. "Masa sih, kamu jadi asisten pribadi dosen muda itu? Gue benar enggak yakin banget. Soalnya banyak mahasiswi di sini ingin jadi dambaan hati dan pujaan cintanya. Masa dirimu bisa langsung diterima jadi asistennya." Indri tidak terima dan tidak mempercayai dengan cerita sahabat cantik ini. Ia sendiri juga enggak tau ketika di ruangan kantor dosen itu. Ia mengira akan mendapat ceramah panjang, atau pidato soal cueki mata kuliahnya. Eh, ternyata dijadikan asisten. "Mana, aku tahu. Kalau enggak kamu saja, deh, ganti posisiku. Soalnya aku ada janji." Sandaran tubuhnya di kursi tipis itu. "Enak saja, kamu yang dapat permintaan darinya," tolak Indri enggak mengharapkan jadi asisten Heru. "Aku saranin saja ke kamu, hati-hati sama dosen muda itu. Baru – baru ini aku dapat berita baru kalau dosen itu punya hyper-seks, salah satunya ada di kampus ini jadi hubungan seksualnya. Jadi, kemungkinan saja dosen itu mencari kesempatan dalam kesempitan untuk mengelabui dirimu," kata Indri menceritakan gosip aneh itu. Nata jadi was-was, pengin membatalkan, tapi sudah ditangani kontrak. Bodohnya dirimu. Bisanya terima nasib. •••• Sore telah tiba, Andre tengah menunggu parkiran kampus UABH. Tak lama kemudian muncullah sosok Nata – sang adik perempuannya, ia pun segera turun, namun diurungkannya. Dari pelihatan jauh Andre memperhatikan Nata sedang bercengkrama dengan seorang lelaki. Merasa tidak beres atas sikap lelaki yang tengah berbincang-bincang itu, Andre pun memilih untuk turun dari mobilnya. "Maaf sekali lagi, Pak. Saya tidak bisa untuk hari ini." Nata meminta maaf banget bukan karena menolak. Tapi memang sudah ada janji sama Andre. "Saya hanya ingin mengantar kamu sebagai perkenalan dosen dan mahasiswi?" Ngotot banget si Dosennya. "Bukan begitu, Pak. Cuma saya sudah diantar sama...." "Nata!" seseorang memanggil namanya, Nata merasa lega dan tenang banget sang penolong telah datang. "Nah, itu jemputan saya datang, kalau begitu, saya duluan, ya, Pak." Ia langsung pergi menghampiri Andre. Padahal Andreas ingin beri peringatan kepada lelaki yang coba menggoda adiknya, Heru memperhatikan lelaki yang bersama Nata. Gagal untuk dapati cewek manis, tetap Heru akan mencari cara agar cewek itu terpikat dengannya. Harus sabar, sesak sih boleh saja. Tapi masih awal cewek itu sudah menangani kontrak kerja sama dengannya. Tinggal tahap selanjutnya saja. ••••• Dalam perjalanan, Andre ingin tanya sesuatu kepada Nata soal lelaki yang mencoba menggodanya. "Nat, Abang mau tanya sesuatu sama kamu," ucap Andre akhirnya berani bersuara. "Hmm..," lenguhnya menyahut. "Di kampus tadi siapa?" pertanyaan pertama dari mulut Andre "Oh, dia dosen baru di kampus UABH. Banyak yang gosip hangat tentang dia, sih," jawabnya. "Dosen baru? Kok berani pegang-pegang kamu?" Mulai cemburu si Andre. "Dia bukan pegang, cuma memohon diantar sama dia. Padahal aku sudah tolak mentah-mentah, nyebelin, ya!" Nata sendiri pun kurang Srek sama dosen itu, dari cerita Indri tadi saja buat ia jadi was-was. Entah besok masalah apa lagi dengan dosen itu. Sialnya gara ancaman dari dosennya kalau tidak tanda tangani kontrak sebagai asisten. Nilainya bakalan dapat E. **** Malam ini Natasha diajak sama abangnya dinner di luar. Bahagia enggak diajak sama abang sendiri. Rasanya benar seperti pasangan kekasih. Tentu untuk Andre dan ia bahagia dong. Kini mereka berada di salah satu restoran ternama di Jakarta, hmm... tempatnya benar romantis banget, sesuai dengan kriteria pasangan ini. Natasha memakai baju terusan sudah pasti Abangnya ajak Dinner bukan asal tempat, buktinya dia juga pakai baju kaos kasual yang keren. "Kamu mau makan, apa?" tanya Andre buka buku menu sajian makanan. Ia turut ikut melihat, semua lezat dan menggiurkan, sepertinya dia bakalan pesan daging steak beef sama kentang goreng, tapi, lihat Andreas bakalan pesan, apa? "Terserah Abang, Nata sih oke, oke, saja," jawabnya menutup kembali buku menu sajian makanan. Andreas menulis di kertas dan berikan kepada pelayan restoran itu. Menunggu makanan datang, Nata melirik arah kaca besar transparan gedung tinggi di sana benar-benar indah Jakarta kalau malam hari. "Bagaimana, kamu suka?" tanya Andre ikut melihat arah depan pemandangan malam hari. "Suka malahan," jawabnya langsung. Ada musik melow di panggung tak jauh dari mereka berdua tempati. Benar romantis banget, sayangnya mereka hanya abang-adik tidak lebih. Tak lama kemudian makanan pun datang. Aromanya benar membuat perut Natasha segera melahapnya. "Hai, Andre!" sapa seseorang menghampiri meja mereka. Andreas baru saja memasukkan daging panggang Bebek ke mulutnya turut menoleh. "Hai, juga," balasnya. Nata memperhatikan cewek disampingnya, cantik, dewasa, terlalu mencolok gaunnya. Suasana lagi tidak bagus hari ini, pertanyaan mulai muncul olehnya, siapa cewek ini? "Oh, makan berdua sama pacar?" tanya Friska pada Andreas. "Iya, sama pacar. Kamu sama siapa?" jawab Andreas dan bertanya kembali. "Aku sama teman, lagi ada acara ulang tahun. Biasa, terlalu ramai. Mau bergabung?" jawabnya sekaligus mengajak Andre gabung dengan mereka. Andre melirik Nata, lalu kembali melirik Friska. "Boleh, kamu enggak keberatan kita ikut gabung?" "Oh tidak, malahan mereka bakalan senang kamu hadir," jawab Friska Setelah makan berdua dengan Andre, soalnya dia tidak pernah hadir acara beginian. Memang teman Andre banyak, banyak aneh-aneh. Kadang tidak malu di depan umum berhubungan. *** Saat masuk salah satu tempat karaoke, semua menyambut abangku begitu hangat. Nata mengeratkan pergelangannya, sedikit kurang nyaman untuk dirinya saat ini sorot mata mereka terlihat liar. "Tenang saja, ini hanya acara ulang tahun biasa," bisik Andre pada Nata. "Jangan lama-lama, Bang," Balasnya.  Rasanya Nata  ingin pulang saja. Paling dibenci ketika ia harus menahan sesak pipis, Abangnya masih bernyanyi. Terpaksa Nata memilih keluar sembari mencari toilet untuk meringankan rasa sesak di bawah perutnya. "Aduh! Maaf." Nata tidak sengaja menabrak seseorang dikarenakan posisi toilet terlalu sedikit sempit. Merasa tidak ada respons, Nata memilih masuk, setelah lega mengeluarkan semua isi itu. Akhirnya ia bisa bebas untuk kembali ke ruang karaoke tersebut. Akan tetapi, sebelum itu ada sosok yang membuat Nata terkejut. Seorang dosen killer juga ada di tempat ini. Terus Nata melihat dosen itu Bersama seorang perempuan, ia tidak tau siapa perempuan itu. Sekali lagi Nata melangkah lebih mendekat dan terbukalah kedua mata lebar-lebar, perempuan Bersama dengan dosen killer itu adalah teman Andre yang beberapa menit yang lalu menyapa mereka meja dinner, Friska. **** Nata ingin kembali harus terhalangi sosok dua manusia tengah berciuman panas itu. Ingin rasanya Nata melewati tempat itu tanpa menoleh anggap ia tidak melihat atau mengenal lelaki tengah bermesraan tersebut. “Nata!” panggilnya suara rentan yang sangat mendalam itu, seluruh tubuhnya membeku. Kok dia tahu sih! Jelas – jelas aku sudah menutup semua wajahku, batinnya dalam hati. Terdengar suara langkah kaki mendekatinya, Nata pun berputar menganggap ini hanya kebetulan lewat saja. “Eh, Pak Heru, kok ada di sini?” sapanya kemudian bertanya basa-basi. Heru tidak menjawab langkah kakinya semakin maju membuat tubuh Nata memilih untuk mundur. Lagi dan lagi, tamat riwayat Nata, terhalangi oleh tembok besar. Ia masih mengingat kata-kata dari Indri bahwa Pak Heru adalah Lelaki hyper-seks. Kedekatan Heru semakin dekat membuat Nata tercekat dan menarik napasnya dalam-dalam. “Nata!” suara panggilan dari Andre, ia pun menoleh ke samping mendorong tubuh Heru menjauh darinya. “Maaf, Pak. Permisi!” Ditunduk kepalanya kemudian berlari kecil menghampiri abangnya. Selamat lagi dirinya dari Pak Heru. Tatapan tajam dari Heru memperhatikan sosok mungil si cewek manis itu, membuat senyuman darinya tercetak panjang.  “Nata!” suara panggilan dari Andre, Ia pun menoleh ke samping mendorong tubuh Heru menyingkir. “Maaf, Pak. Permisi!” Di tunduk kepalanya kemudian berlari kecil menghampiri abangnya. Selamat lagi dirinya dari Pak Heru. Tatapan tajam dari Heru memerhatikan sosok mungil si cewek manis itu, membuat senyuman darinya tercetak panjang. 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN