Annisa, Cewek Onar

576 Kata
Dalam perjalanan menuju rumah, Nata merasa detak jantungnya tidak menentu ketika dosen itu mendekatinya dan hampir menyentuh bibir itu. “Nata, Natasha!” ditepuk satu kali oleh Andre buat Nata terperanjat kaget. “Hah, ya!” Jadi tidak fokus sendiri. “Kamu kenapa? Dari tempat karaoke kamu jadi aneh begini.” Andre bertanya. “Enggak ada apa-apa, kok, Bang. Hanya sedikit mengantuk,” jawabnya berbohong, mana mungkin dia ceritakan kejadian dengan dosen itu. “Benar kamu enggak apa-apa? Apa mau minta dimanjain?” goda Andre. “Ih, Abang, apaan, sih! Mesuumnya kumat lagi,” elaknya malu seketika. “Messum sama adik sendiri, enggak apa-apa, kan.” Makin menjadi Andre menarik tubuhnya kepangkuan setir mobilnya.  “Ada hubungan apa kamu sama dosen, tadi?” Nata terbelalak dengan pertanyaan dari Abangnya. “Abang, kok, tahu, Nata ketemu sama dosen itu?” Balik bertanya. “Tahu dong! Pas, Abang mau ke toilet tidak sengaja terpergok kamu dan dia di sana. Apalagi sampai cium bibir kamu yang manis ini. Abang sudah bilang jangan ada yang boleh menyentuh kamu selain aku.” Disentuhnya bibir Nata yang berbekas ciuman Heru. “Aku enggak berciuman, kok, sama dia!” bantahnya. Di mobil Andre tengah mencium panas dengan adiknya, sampai waktu pun terlupakan, gaun yang dipakai olehnya telah dilepas. Posisinya sudah tanpa satu helai pada tubuh indah milik cewek cantik didepan Andre. Remasan dari Andre buat dirinya tidak dapat tertahan desahannya itu. Ditahan kedua tangan pada tempat duduknya. Andre semakin lincah mengemut dua gunung kembar yang berisi itu. Kenyal seperti jeli-jeli, Nata menunduk dapat lihat bagaimana buas Abangnya mengisap butiran payung itu. Kedua tangan Andreas menyentuh dua bulat belakang yang montok itu. Bukan di sana saja, satu ujung jari telah berhasil masuk liang sensitifnya. “Eum...” lenguh Nata terangsang sentuhan jari milik Andre. Melepas ciuman itu, Andre beri tanda kissmark yang belum ternoda. Nata tidak dapat pungkiri betapa nikmat hubungan ini. Desahan demi desahan pun membuat  Nata semakin membangkitkan semangat untuk terus menggerakan dirinya dari belakang. “Kamu seksi banget....” goda Andre ikut mendesah, sudah masuk sempurna miliknya. Tetiba Nata mengeluarkan suara rintihan, ia merasakan sesuatu menusuk begitu kencang. Andre tidak peduli sakit atau tidak-nya, yang dia pentingkan adalah menjadi miliknya. Milik selama-lamanya. Tidak ada yang boleh menyentuh adik perempuannya. Suara dalam mobil membuat sekitar jalan terdiam. Apalagi Robert yang dari tadi di luar memperhatikan mobil milik Andreas bergoyang-goyang. Sudah pasti melakukan tidak lazim itu datang lagi. ••••• Kediaman Saputra, Heru tengah memperhatikan sebuah foto seseorang yang senyum begitu manis. Ditempelkan di dinding telah penuh wajah yang sama. Foto Nata, itu adalah incaran dari Heru. Heru terobsesi dengan tubuhnya yang membangkitkan gairahnya. Ponsel miliknya bergetar di kasur empuknya. Diraih, lalu dicueki kembali lagi ponsel itu terus berdering. Tak lama kemudian suara pintu terdengar oleh Heru membuat dia kesal untuk bangkit dari tempat duduknya. “Mau apa lagi?” ketus Heru menatap sosok cewek labil itu, yang tengah mengunyah permen karet dimulutnya. “Minta jatah!” Diulurkan tangan itu pada Heru. “Aku sudah bilang, tidak ada!” Ditutup kembali pintu malah dihadangnya. Heru mendengkus lalu balik menatap cewek itu, “Kalau kamu enggak kasih, benaran videomu, aku sebar,” ancamnya. “Ini, apa itu sudah cukup?” Diberikan satu juta kepada cewek labil itu dihitung olehnya kemudian mencium bibir seksi milik Heru. Heru tidak membalas, cewek itu pergi dari rumahnya. Heru benci dengan sikap cewek itu. Kalau bukan ancaman video saat dia merekam. Berhubungan dengan seorang mahasiswi tersebut.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN