Heru terkantuk-kantuk di tempat duduknya. Anissa membuka kedua matanya, melihat sekeliling serba putih dan bau penuh obat-obatan di ruangan. Puas melihat sekeliling, hanya satu pelihatan yang sulit ia hindari. Pak Heru.... Dia mencoba untuk meraih tangan Heru yang sedang keadaan melipat tapi kepalanya berdiri tegak dalam keadaan tertidur. Heru pun terperanjat kaget karena seseorang tengah menyentuh lengannya. Heru melirik, sekali mengucek dan menguap beberapa kali. Anissa masih menatapnya geming. "Sudah bangun, sudah pulang ke asal duniamu? Rasanya bagaimana, menyenangkan perjalanannya, sudah sampai mana?" Heru terus mengoceh tidak jelas. Anissa bisa mendengarnya walau tidak sempurna. Entah karena dia terlalu bahagia bisa kembali mendengar suara Heru atau menyesal telah membuat Heru d