Nata bangun dari tempat tidurnya, serasa seperti tercabik-cabik pada perutnya. Segera ia keluarkan semua isian dari perutnya itu. Air, obat, sisa makanan. Andre baru saja akan masuk ke kamar mengecek kondisi istrinya. Terdengar suara muntahan dari kamar mandi. Masih belum kelar untuk Nata dalam kondisi pada perutnya. Andre menekan bagian belakang lehernya. Sekaligus mengusap punggungnya. Dibersihkan mulutnya menggunakan pundak tangan. "Sudah lebih baik?" tanyanya. Nata tidak beri tanggapan apa pun. Serasa ingin mati, tidak bertenaga. Terkujur lemah di lantai. Andre membopong tubuhnya kembali di tempat tidur. Ia malah membalikkan tubuh belakanginya. Ia butuh sendiri, Andre tidak memaksa untuk dimaafkan oleh Nata. Melihat Andre telah keluar dari kamarnya, ia membuka kedua mata menatap p