______________________
Bolehkah aku menandaimu? Tapi setelah itu pergilah. Aku tidak membutuhkanmu sebagai salah satu Jalangku, karna kau tidak pantas.
______________________
"Bagaimana? Sudah di bereskan?"
"Sudah boss, dan uangnya tidak kembali. Pria itu menghabiskannya."
"Hebat juga dia menghabiskan 12M dalam 1 bulan"
"Apa yang harus saya lakukan boss?"
"Tidak ada"
"Kalau begitu saya akan.."
Sebelum anak buah Brandon pergi, pria itu ingat seseorang yang mengganggu fikirannya sejak semalam. Tentang gadis yang ia temui 2 kali. 5 hari yang lalu, dan semalam. Gadis yang sudah bertatapan langsung dengan matanya. Gadis yang berani menasihatinya bahwa berteriak kepada bapak tua tidak baik. Apa yang di nasihatkan gadis itu jika ia tahu jika ia sudah membunuh banyak orang termasuk orang yang lebih tua? Lucu sekali! Seorang brandon tidak akan bisa di nasihati.
"Selidiki gadis kemarin. Dimana dia tinggal dan kerja. Semua data tentangnya"
"Apa saya habisi dia boss?"
"Jangan, dia tidak bersalah. Yah dia hanya mengganggu. Dan aku penasaran dengannya."
"Baik boss. Berarti saya tidak boleh menyakitinya secuil pun?"
"Tidak boleh. Jika dia perawan, aku ingin mencobanya"
"Baik boss"
Sebenarnya Brandon ingin memberi hukuman kecil kepada gadis kecil yang membuatnya tidak nyaman. Ia sudah memberi kelonggaran untuk kejadian pertama, tapi untuk kejadian kedua ia tidak akan memberi kelonggaran. Sudah dikatakan sejak awal jika Brandon benci jika harus di ganggu. Dan gadis itu sungguh mengganggu Brandon.
Brandon duduk memeriksa berkas diruang kerja rumahnya. Memang Brandon adalah boss di dunia gelap. Tapi jangan lupakan, Brandon Calemous juga seorang Boss di dunia bisnis. Bisnis yang di geluti Daddynya menurun padanya, termasuk dunia gelap. Tapi daddy Brandon sudah berhenti dalam dunia gelap semenjak mengenal mommynya. Yah begitulah cinta. Mampu membuat orang berubah. Tapi tidak untuk Brandon, pria itu tidak akan berubah karna dalam hidup Brandon cukup cinta dari orang tua. Ia tidak butuh istri dan tidak butuk keturunan. Pemuas nafsu? Brandon sudah memilikinya.
Seperti yang tengah terjadi saat ini, selang beberapa waktu anak buah Brandon keluar dari ruang kerja, Dayang brandon memasuki ruang tuannya. Dengan wajah yang sangat menggoda tentunya.
"Tuan.. butuh dihangatkan?" Tanya Eveline menggoda, salah satu dayang Brandon.
Dayang adalah sebutan halus untuk jalang bagi Brandon. Eveline tidak lain adalah jalang Brandon. Wanita cantik berusia 28 tahun keturunan rusia. Dan partner Eveline adalah Cecilia, wanita keturunan indonesia inggris berusia 25 tahun. Keduanya adalah jalang Brandon. Kedua wanita yang sudah 5 tahun melayani nafsu b***t Brandon. Tentu saja mereka perawan saat pertama bekerja. Brandon adalah pria pemilih, ia tidak mau menyetubuhi wanita yang sudah tidak perawan.
"Apa kau sudah gatal ku masuki jalang?" Tanya brandon.
"Mungkin"
"Dasar nakal! Kemari!"
Brandon langsung menyobek baju ketat yang di kenakan Evelin. Ia langsung menyetubuhi wanita itu tanpa pemanasan. Sudah biasa Brandon tidak melalukannya dengan pamanasan, karna brandon berfikir untuk apa melakukan pemanasan jika melihat wajah tersiksa jalangnya adalah kenikmatan tersendiri.
_____
Bianca dengan ramah menyambut pelanggan yang hendak membeli. Memang Bianca adalah kasir. Tapi selain menjadi kasir, gadis itu yang bertugas membagikan buku menu kepada para pelanggan, dan yang menerima pesanan sekaligus pembayaran. Karna restoran china itu memang bertaraf payment before. Jadi pembeli memesan di tempat kasir, membayarnya kemudian duduk di kursi yang sudah di beri nomor kursi oleh kasir atau memilih jika terdapat banyak kursi kosong. Pada intinya kasir di restoran china yang paling sibuk diantara pekerja lain. Harus di butuhkan keuletan dan kejujuran.
Hari pertama sangat sibuk, untung saja mak cik membantu kegiatan Bianca karna wanita china itu sadar hari ini adalah hari pertama Bianca bekerja dan mak cik harus mengajarkan apa yang harus dilakukan. Sebelum mempekerjakan Bianca, mak cik lah yang menjadi kasir restorannya sendiri. Wanita itu sulit mempercayai seseorang. Dan entah mendapat kepercayaan dari mana mak cik sangat percaya kepada Bianca, apalagi saat tahu Bianca hidup sebatang kara dan dia butuh pekerjaan.
Bianca bekerja dengan semangat, ia suka menjadi kasir di banding pencuci piring, karna dari dulu bianca ceroboh dalam mencuci piring. Ia memang sensitif pada piring yang jika dicuci akan sangat licin. Tangan bianca mungil seperti tubuhnya. Ia tidak tinggi, tapi ia juga tidak pendek. Tingginya mencapai 160cm dengan badan kurus.
"Bagaimana bianca? Kamu sudah mengerti kinerja menjadi kasir disini?" Tanya mak cik.
"Iya mak cik, Bianca sudah ngerti. Terimakasih sudah mau mengajarkan Bianca" ujar Bianca ramah.
"Tentu saja, kamu tidak perlu sungkan. Kamu tahu nggak, mak cik sudah lama ingin anak perempuan. Kamu itu seumuran sama anak mak cik yang terakhir, mungkin beda beberapa tahun. Kamu itu cantik, pekerja keras. Mak cik suka" puji mak cik.
"Terimakasih mak cik, tapi jangan puji Bianca, Masih banyak kok perempuan pekerja keras. Bianca kan karna keadaan aja."
"Kamu ini bikin gemes aja. Yaudah lanjut kerja. Mak cik mau jemput cucu mak cik dulu"
"Iya mak cik hati hati"
Bianca kembali bekerja. Banyak sekali pelanggan hari ini. Bianca menoleh kekanan dan kekiri. Tidak ada yang membutuhkannya, ia duduk di kursi yang disediakan kemudian terdiam memeriksa pesanan untuk di tempel pada dinding dapur yang terhubung lewat jendela berukuran cukup besar.
Perasaannya sedari tadi terasa ganjal, ada yang memperhatikannya. Bianca menoleh keseluruh restoran dan benar saja, ada seorang pria berbadan tinggi dan besar tengah memperhatikannya, baru setelah Bianca menetapkan tatapannya pria itu mengalihkan pandangan. Jujur itu membuat Bianca was was. Bianca takut pria itu ingin merampok uang restoran seperti di sinetron yang ia tonton. Dengan cepat Bianca mengunci tempat uang kemudian menyimpan kuncinya di tempat yang tersembunyi.
Bianca selalu memperhatikan pria itu meskipun saat makan sekalipun. Hingga makanan pria itu sudah habis, Bianca buru buru menyiapkan cemilan seperti kopi,yogurt atau cola sebagai minuman penutup. Restoran mak cik memang menyiapkan minuman penutup, itu sudah tradisi di restoran china tersebut sebagai pengganti dessert.
"Pilih apa pak? kopi, yogurt atau cola?" Tanya Bianca masih berusaha tersenyum sopan meskipun ia was was.
"Kopi saja"
"Ah kopi, ini pak silahkan. Terimakasih sudah datang"
Tidak seperti yang Bianca takutkan. Bapak berparas menyeramkan dan berbadan besar itu tidak ada niatan untuk merampok uang restoran. Bianca merutuki otaknya yang sudah berfikiran sempit dan berprasangka buruk. Binca berdosa sudah membuat alibinya sendiri. Pikir gadis itu.
Usai bekerja Bianca membantu para karyawan membersihkan toko. Memang urusan membersihkan toko saat pulang kerja adalah tugas para karyawan. Tapi, Bianca tidak mau menjadi tidak berguna sehingga ia membantu para karyawan agar pekerjaan lebih cepat selesai.
"Sebaiknya kamu pulang aja bi. Kamu pasti lebih capek dari kami." Ujar Dian salah satu karyawan yang merasa tidak enak hati melihat kasir yang pekerjaannya lebih banyak malah ikut bekerja. Kasir terlihat hanya diam di tempat, tapi seperti yang sudah di jelaskan tadi, setelah melayani pelanggan dan jika restoran mau tutup, kasir harus menghitung semua perolehan. Dan Bianca dengan gesit menyelesaikannya, hingga ia memutuskan untuk membantu teman teman kerjanya.
"Enggak papa kok, kalian biar lebih cepet selesainya." Jelas bianca.
"Makasih banyak ya bi" saut Rara merasa tidak enak.
"Sama sama Ra"
30 menit bergelut dengan membersihkan restoran akhirnya Bianca dan teman kerjanya sudah bisa pulang ke rumah masing-masing. Tapi sebelum itu, Bianca memilih singgah di tempat nasi goreng yang kemarin ia beli. Bianca membeli satu bungkus lagi. Ia berdoa semoga saat perjalanan pulang tidak ada kejadian aneh menimpanya lagi.
Perjalanan pulang, Bianca tidak merasa ada kegaduhan seperti yang terjadi semalam. Tapi saat ini, Bianca merasa ada yang mengikuti langkahnya. Jujur saja Bianca merasa takut. Gadis itu memberanikan diri menoleh ke belakang dan tidak ada siapa siapa. Merasa terancam, gadis itu langsung berlari dengan sekuat tenaga agar lebih cepat menuju rumah.
Selamat, kata itu menjadi gumaman Bianca saat ia sudah bisa duduk bersila di karpet dengan nafas tidak teratur. Bianca bersyukur ia selamat dan bisa menyantap nasi goreng yang tadi ia beli.
_____
Dilain sisi Brandon sudah mendapat info tentang gadis yang menjadi incarannya, lebih tepatnya gadis yang belum sempat ia hukum. Dibacanya dengan serius laporan dari anak buahnya tentang gadis tersebut.
Nama : Bianca Adina
Umur : 19 tahun
Bekerja di sebuah restoran china, tinggal di rumah susun yang beralamat di xxxx dan seorang yatim piatu dari berumur 4 tahun. Pernah tinggal di panti asuhan "Kasih Ibu" di daerah Jakarta Utara.
Sebagian menjadi info penting bagi Brandon.
"Jadi dia hidup sebatang kara?" Tanya Brandon.
"Iya boss."
"Apa benar dia masih gadis?"
"Iya boss, seperti yang anda baca. Nona Bianca masih belia, dia lulus 1 tahun yang lalu dan memilih hidup mandiri. Dan dari informasi yang saya tahu nona Bianca tidak pernah menjalin hubungan seperti teman seusianya." Mendengar ucapan anak buahnya seringai licik terukir di wajah tampan nan menyeramkan milik Brandon.
"Besok saat makan siang, bawa aku ke restoran china itu. Setelah kita makan, bawa gadis itu kemari, secara halus atau kasar aku tidak perduli. Dia harus bertanggung jawab sudah membuatku berfikir tentangnya. Dia harus mendapat hukumannya secepatnya" jelas Brandon panjang lebar.
"Baik boss"
"Bagus, pergilah"
"Permisi boss"
Setelah anah buahnya pergi, brandon tersenyum miring tanda ia meremehkan gadis yang tersenyum di dalam foto yang ia genggam.
"Saya harus menghukummu dengan kenikmatan. Tapi setelah itu kamu saya buang karna saya tidak butuh b***k nafsu sepertimu. Kamu tidak pantas Bianca Adina. Itukah namamu? Indah, tapi sebentar lagi akan saya buat kamu kotor karna sudah berani menasihati saya. Kamu tidak pantas bertubuh suci agar fikiranmu tidak sok suci!" Gumam Brandon.
- To be continue -