"Apa dia sudah pergi?" tanya Keke, saat mendengar suara langkah kaki Bujang menuju kamar, Keke langsung duduk di ranjang dan pura-pura tak melakukan apa-apa. "Sudah, " sahut Bujang sambil mengelap tangannya yang basah. "Sebenarnya kasihan melihat dia begitu, sungguh tak diduga, padahal dulu Kak Endang begitu dipuja di kampung ini, dia serba pandai, pintar memasak juga, setiap acara pesta pasti dia diundang untuk jadi kepala dapur." "Nafsu dunia bisa membuat orang berubah." Bujang menyahut. "Nafsu untuk bisa memiliki Abang," sindir Keke. Bujang tersenyum lebar, memamerkan giginya yang rapi. Tatapan hangat dan tegas itu selalu membuat Keke tak berkutik. Jika dilihat dari dekat, pria penakluk hatinya itu memang sangat menawan. Ah, entah berapa ribu kali Keke melempar pujian dalam hati pad