46

1021 Kata

Tiga hari setelahnya, Luqman sudah mulai bekerja, wajahnya terlihat cerah saat motornya memasuki pekarangan rumah Bujang. Seperti biasa, dia akan bersenandung kecil sebagai tanda bahwa hatinya sedang membaik, jika melihat Luqman yang sekarang, siapa yang akan menduga dia pernah hampir gila. Gila pada orang yang lebih gila juga. Keke mendampingi Delio yang baru pandai berjalan, sesekali dia terjatuh, tapi Delio bangkit lagi dan tak menyerah. Memang, dibanding Delia yang lincah, perkembangan Delio agak sedikit lambat. Sedangkan Delia sudah berlari-lari kecil sambil memetik bunga yang sedang mekar di pot. Keke hanya bisa mengelus d**a, semua bunga yang mulai bermekaran sudah gundul karena tangan mungil itu. "Hai Bujang kecil," sapa Luqman, dia memarkirkan motornya di depan gudang. Rokok me

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN