Ketika aku sampai di halaman belakang rumah, Chiko sudah menungguku dengan gelisah di sana. “Gue belum ada sejam pergi Chik, yang bener aja.” Gerutuku kesal. “Ayah sama bunda pulang cepet mas, tadi tau-tau sampai rumah. Untung otak cemerlangku lumayan berguna malam ini. Pas mereka masih di depan, aku buang semua makanan yang masih tersisa dan bilang kalau aku lapar dan nggak ada makanan jadinya mereka sekarang lagi nyari makan di luar.” Balas adikku menjelaskan. Aku mendesah tapi kemudian tersenyum bangga ke arahnya. “Takut mas Rega di marahin lagi yah?” tanyaku dan dia mengangguk dengan jujur. Sekalipun Chiko jutek dan pendiam, tapi anak ini sebenarnya sangat penyayang, sifatnya mirip sekali dengan Bunda. “Mas Rega nggak bakal bawa-bawa kamu kok kalau ketahuan dan di marahin.” Ucapku