Pertemuanku dengan Prince malam itu, seperti mencarger semangatku hari-hari berikutnya. Pagi hari aku bangun dengan bahagia, bahkan suasana kampus yang biasanya cukup membosankan pun jadi ikut menyenangkan. Sudah sedalam ini pengaruh Prince dalam kehidupanku. Sudah semakin takut kehilangannya. Bahkan posisinya mungkin lebih tinggi sedikit dari Regarta. Tapi aku masih belum ada gambaran tentang siapa dia sebenarnya. Banyak rasa takut yang menyertaiku, tapi aku menahannya karena kehilangannya akan jauh lebih menakutkan. “Mau bareng nggak?” Pagi ini Regarta menawariku tumpangan. Dia dan Chiko hari ini harus sarapan di rumahku sebab orangtuanya sedang ada di luar kota. Memang ada pekerja di rumah, tapi mereka lebih suka sarapan di rumahku. Chiko suka sekali masakan Mommy, begitupun dengan Reg