bc

Antara Ranjang Suami Dan Ranjang Simpanan

book_age18+
1.5K
IKUTI
15.2K
BACA
one-night stand
HE
forced
heir/heiress
drama
scary
loser
office/work place
like
intro-logo
Uraian

WARNING ⚠️⚠️novel DEWASA PANAS 21+

"Jangan nakal, Sayang, aku hanya pulang sebentar. Besok, kau bisa menghubungiku lagi. Kita masih bisa bermain. Aku pulang untuk suamiku." ujar Clara dengan nada manjanya, membuat Satria yang mendengarnya langsung mengepalkan tangannya kuat karena emosi.

Clara pergi setelah mendaratkan kecupan manisnya di pipi Satria, pria yang ia jadikan sebagai simpanan. Clara tersenyum saat melihat Satria menatap dirinya dengan tatapan tajamnya.

Clara langsung pergi tanpa memperdulikan emosi satria karena ditinggal olehnya. Clara langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, hingga tidak butuh waktu lama, Clara sampai di rumah. Clara langsung masuk ke dalam rumah, dan ternyata di sana sudah tidak ada siapa-siapa. Clara melanjutkan langkahnya menuju ke kamarnya, dan tersenyum bahagia melihat tatapan mata Soni yang terlihat marah pada dirinya.

"Aku pikir pulang ke rumah Febi." ujar Clara menyindir Soni, namun tidak mendapat tanggapan apapun dari Soni. Soni membawa langkahnya mengambil selimut dan memilih tidur di lantai seperti biasanya. Clara mendesah kasar sambil melihat Soni yang sudah memejamkan matanya.

"Aku pikir dia menghubungiku karena memang butuh aku. Ternyata..." Clara menghentikan kalimatnya saat melihat ponselnya berdering. Clara tersenyum saat melihat nama kontak yang menghubunginya.

"Cepat ke rumah. Ada orang yang meletakkan obat perangsang di minumanku...."

chap-preview
Pratinjau gratis
Bab 1
Clara, gadis muda 20 tahun, menikah dengan Soni. Mereka menikah karena paksaan dari Kakek Soni. Keluarga Soni dikenal sebagai orang kaya urutan ketiga dari yang lainnya. Namun meski keluarga Soni memiliki urutan ketiga, banyak orang yang bermimpi untuk masuk ke dalam keluarga Soni, untuk di jadikan sebagai bagian dari keluarga mereka, dan ternyata Clara lah yang beruntung masuk ke dalam keluarga Soni, karena Kakek dari Soni sangat menyukai Clara, namun tidak dengan Soni. Hari ini, setelah 2 tahun kepergian Soni ke luar negeri, kini Soni kembali karena urusannya sudah selesai. Soni tidak pernah mencintai Clara. Soni menerima pernikahan itu karena terpaksa, agar sang Kakek menjadikan dirinya sebagai pewaris sah di keluarganya. Clara sendiri sebenarnya keberatan menikah dengan Soni, hanya saja, saat Bastian sangat baik dan begitu menyayangi dirinya, Clara terpaksa memenuhi permintaannya untuk menikah dengan cucunya, yang tak lain adalah Soni. Hari ini, Clara mendapat perintah dari Bastian agar menjemput Soni di bandara. Dengan malasnya Clara menurut untuk menjemput Soni. Clara cukup lama menunggu Soni, namun Soni tidak kunjung datang, malah lewat dari jam yang seharusnya memang sudah tiba. Clara tersenyum saat melihat kedatangan Soni, namun senyuman Clara seketika sirna saat melihat Soni menggandeng wanita lain. "Sedang apa kau disini, aku tidak memintamu untuk menjemput ku?" tanya Soni dengan nada datarnya. "Oh, ternyata ini yang membuatmu terlambat. Harusnya kan sudah 1 jam yang lalu kamu sampai, tapi karena kamu masih sibuk mengurusi dia, akhirnya kamu terlambat." Ujar Clara mengabaikan pertanyaan Soni. Yah, Sebenarnya meski Clara tidak dicintai oleh Soni, bukan berarti Clara selalu diam saat Soni memperlakukan dirinya kasar. Clara akan selalu melawan kalau Clara memiliki gairah untuk melayani Soni, tapi kalau Clara malas meladeni Soni, Clara memilih diam saja. "Clara, jaga bicara kamu." Ujar Soni saat Soni melihat perubahan dari wajah wanita yang berdiri di sampingnya, serta tangan yang tidak pernah lepas dari genggamannya. "Kenapa? Memang benar kan apa yang aku bilang." Ujar Clara yang masih tidak ingin diam. "Siapa nama kamu?" Clara kembali membuka suara dengan mempertanyakan soal nama wanita yang berdiri di samping Soni. Wanita itu langsung tersenyum ramah saat Clara mempertanyakan soal namanya. "Hai. Aku Febi." Wanita itu dengan penuh keramahan memperkenalkan dirinya seraya menyodorkan tangannya untuk berjabatan sebagai awal dari pertemuannya. Clara hanya diam saja tanpa menerima uluran tangan Febi. Yah, wanita yang berdiri di samping Soni dengan tangan yang tidak pernah lepas, itu adalah Febi. "Nama yang cantik. Memiliki arti cantik. Tapi sayang, nama Febi yang cantik itu sangat tidak sesuai denganmu, wanita ular, PELAKOR. Entah kenapa, nama indah itu jadi kotor setelah nama itu dimiliki oleh wanita sepertimu. Harusnya nama itu… "Clara, cukup!" bentak Soni saat mendengar kata penghinaan dari Clara pada wanita yang berdiri di samping Soni. Sedangkan Wanita itu yang tak lain adalah Febi langsung mengepalkan tangannya kuat saat mendengar deretan kalimat penghinaan dari Clara. "Denger, Clara. Febi ini wanita polos, baik hati. Tidak bermuka dua, licik sepertimu." Ujar Soni yang seperti biasa selalu menghina Clara, namun Clara tidak pernah menanggapi setiap kata penuh penghinaan dari Soni. "Oh, jadi menurutmu, wanita sok polos ini baik hati, tidak licik? Itu hanya menurutmu, tapi tidak dengan menurutku." Ujar Clara tegas. "Clara, aku tahu kamu membenciku. Tapi maaf, kenapa kamu jadi tidak bisa mengendalikan dirimu sendiri. Soni baru pulang, harusnya kamu sebagai seorang istri menyambutnya, bukan mengajak ribut." Ujar Febi sok akrab. "Oh, iya. Sejak kapan kamu tahu kalau aku membencimu, padahal kita juga baru bertemu hari ini, tapi kamu langsung paham ya kalau aku membencimu. Hebat!" ujar Clara sambil tersenyum penuh kerendahan. "Sudahlah. Aku capek. Kamu ke sini hanya untuk menjemput ku kan. Ayo, antar kita pulang." Ujar Soni yang langsung membantu Febi untuk masuk ke dalam mobil Clara, membuat Clara memutar bola matanya malas saat melihat Soni menuntun Febi untuk duduk di belakang, yang artinya Clara yang akan menjadi supir. "Huft, sejak kapan istri sah jadi supir pelakor. Ada-ada saja. Definisi pernikahan apa ini, aku tidak paham." Gumam lirih Clara seraya mendekati mobilnya dan terpaksa ia menjadi supir dari Suami dan pelakornya. Clara mengambil kaca mata hitamnya, lalu masuk ke dalam mobilnya, dan melajukan mobilnya untuk pulang. "Clara, sebelum pulang ke rumah, aku mau kamu antar Febi terlebih dahulu." Ujar Soni namun tidak mendapat tanggapan apapun dari Clara. Clara hanya fokus pada kemudi, dan Soni sendiri jadi petunjuk jalan menuju rumah Febi, dan tentunya rumah itu dibelikan oleh Soni. Mobil Clara berhenti di sebuah rumah yang bisa dikatakan cukup mewah. Soni langsung keluar dari mobil Clara dan beralih ke pintu samping Febi, untuk membantu membukakan pintu buat Febi. Clara yang melihat perlakukan manis dari Soni untuk Febi merasa ingin muntah saja, bukan merasa cemburu. Dengan penuh kesabaran, Clara bersabar menunggu Soni kembali setelah mengantar Febi ke dalam rumah. Soni kembali masuk ke dalam mobil, dan kali ini Soni duduk di samping Clara. Clara kembali menancap pedal gas mobilnya, dan tidak menunggu waktu lama, mobil Clara langsung masuk ke pekarangan rumah Soni. Alias rumah besar atau rumah utama keluarga Kakek Bastian. Soni turun dari mobil Clara dan langsung masuk tanpa menunggu Clara, membuat Clara merasa tersinggung karena Soni begitu memperhatikan atau memperlakukan Febi dengan sangat lembut, berbeda dengan perlakuannya pada dirinya. Dengan langkah malasnya, Clara masuk ke dalam rumah, dan Clara melihat Soni dengan Kakek Bastian berpelukan, dan Clara yakin, Kakek Bastian begitu merindukan Soni, itu Karna sudah lama tidak bertemu karena urusan pekerjaan mereka masing-masing. Jadi, anggap saja mereka sedang saling melepas rindu. "Sayang, kenapa diam saja. Ayo, masuk." Panggil Kakek Bastian dengan penuh kasih sayang saat melihat Clara hanya diam saja di depan pintu. Clara tersenyum dan masuk. "Kalian istirahat saja. Kakek tahu kalian pasti sangat capek. Ayo, masuk ke kamar kalian." Ujar Kakek Bastian yang langsung di anggukkan kepala oleh Soni. Clara mengikuti langkah Soni dari belakang, dan masuk ke dalam kamarnya. Soni langsung menghubungi Febi untuk berkabar kalau dirinya sudah sampai di rumah. "Clara, kamu tidak mau menyerah? Kamu tidak bosan berada dalam pernikahan tak berguna ini?" tanya Soni sambil mendekati Clara yang sedang duduk di tepi ranjang. "Kenapa?" Clara balik tanya, yang langsung membuat Soni membalikkan badannya dan bersedekap d**a. "Kalau kamu merasa bosan, carilah pacar atau gak pria yang mau denganmu. Dengan begitu, kamu tidak akan merasa kesepian. Aku yakin, tidak akan ada yang mau denganmu. " Ujar Soni tanpa perasaan, membuat Clara langsung tersenyum kecut. Clara langsung masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan istirahat. 1 Minggu sudah Soni berada di Indonesia, dan selama 1 Minggu ini Clara masih mendapatkan sikap dingin dari Soni, sama seperti dulu saat mereka masih baru menikah. Namun meski begitu, Clara tetap ada rasa kecewa karena Soni tak kunjung mencintai dirinya, padahal awal Clara menyetujui pernikahan itu, itu karena Kakek Bastian pernah berkata kalau cinta akan datang seiring berjalannya waktu, tapi ini, Clara sudah menjalani pernikahan sudah hampir 3 tahun, tapi tetap tak ada cinta diantara mereka, meski Clara selalu berharap Soni bisa mencintai dirinya. Clara yang sedang frustasi memikirkan pernikahannya memilih untuk ke club malam untuk menenangkan dirinya. Clara tidak minum banyak, tapi Clara sedikit merasa tenang meski minum sedikit. Clara melihat ada seorang pria yang duduk di sofa dan terlihat memainkan gelas yang masih berisi minuman favorit Clara. Clara mendekati pria itu dengan jalan yang sedikit sempoyongan, tapi akal sehatnya masih tetap berfungsi dengan baik. Clara tersenyum melihat pria itu mendongak setelah dirinya berdiri di dekatnya. Clara langsung menjatuhkan tubuhnya di pangkuan pria itu. Bruk

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar

read
6.4K
bc

Kusangka Sopir, Rupanya CEO

read
30.2K
bc

Takdir Tak Bisa Dipilih

read
8.7K
bc

Rayuan Sang Casanova

read
3.8K
bc

Terjebak Pemuas Hasrat Om Maven

read
32.5K
bc

Desahan Sang Biduan

read
36.9K
bc

Benih Cinta Sang CEO 2

read
19.6K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook