Bab 41 – Langkah Pertama

1157 Kata

Kantor itu berdiri megah di tengah hiruk pikuk kota, dengan dinding kaca tinggi yang memantulkan cahaya matahari siang. Di lantai atas, Bima sedang menatap layar komputer, tapi pikirannya jauh dari angka dan laporan yang memenuhi mejanya. Sejak beberapa minggu terakhir, hidupnya seperti berjalan di atas bara. Arga, Alya, Adrian, bahkan bayangan masa lalu semua datang silih berganti menghantui pikirannya. Pintu ruangannya tiba-tiba diketuk. “Masuk,” ujarnya datar tanpa menoleh. Suara langkah sepatu berhak terdengar, mantap dan pelan, seperti denting jam di ruangan sunyi. Bima mengangkat kepala, dan jantungnya berdegup aneh. Di depan pintu berdiri seorang perempuan dengan mantel hitam, rambut panjangnya terurai rapi, dan senyum tipis yang sulit dibaca. “Nadira…” Nama itu keluar dari b

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN