bab 144

1442 Kata

"Jadi kamu menyebutku lelaki tua dan memilih berkencan dengan lelaki bau tanah?" Tanya Damar dengan nada sinis. Mila langsung menoleh ke arah sumber suara, dimana ia melihat Damar sudah berdiri tak jauh dari tempatnya berada. Lelaki itu menatap tajam ke arahnya dengan aura menakutkan. Mila tidak pernah melihat Damar semarah itu, bahkan tatapan sinis tidak hanya tertuju padanya saja. Tapi pada Bowo juga. "Maaf, saya permisi sebentar." Mila hendak pergi untuk menghampiri Damar. Kehadiran Damar jelas mengganggu agenda rutinnya bersama Bowo, Mila merasa tidak nyaman dengan kehadiran Damar apalagi saat ia dan Bowo hendak makan malam. "Siapa dia? Kalau tidak ada kepentingan biarkan saja." Balas Bowo. Jawaban yang semakin menyulut emosi Damar. "Jadi, kamu tidak pernah menceritakan siapa

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN