Bab 38

1416 Kata

Kabut hitam tengah menyelimuti kediaman Lina. Bendera kuning berkibar di depan pintu gerbang. Beberapa orang mulai datang dan pergi mengucapkan bela sungkawa yang membuat si tuan rumah kembali meradang dan menangis. Saat ini dunia Lina hancur. Cinta pertama dalam hidupnya telah pergi untuk selama-lamanya. Tidak ada kata-kata yang bisa menggambarkan perasaan Lina saat ini. Hanya air mata yang mampu mewakilkan betapa pedih dan hancurnya ia saat ini. Tubuh wanita yang begitu dicintainya selama ini, kini terbujur kaku dengan berselimutkan kain tipis bercorak batik. Ia tidak lagi bergerak, atau memberikan senyum seperti biasanya. Kepergiannya begitu mendadak, bahkan Lina menganggap semua ini hanya mimpi. Tapi banyaknya orang yang datang silih berganti, membuatnya sadar bahwa kepergian san

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN