"Wanita itu belum kembali?" Tanya Fatma. Sejak pagi ia datang menghampiri Damar di apartemennya, membuat hari minggunya semakin suram saja. "Namanya Mila, Mah." Jawab Damar, sambil menyesap kopi hitam buatan Fatma. "Iya, Mila." Balas Fatma. Kedatangan Fatma memang sesuatu hal yang tidak diharapkan Damar untuk saat ini. Ia masih mencoba memperbaiki hati, hari dan juga emoainya yang masih belum stabil pasca ditinggal pergi oleh Mila. Satu bulan berlalu sangat cepat. Damar berharap dengan seiring berjalannya waktu, ia bisa melupakan Mila, namun nyatanya semakin lama kerinduannya justru semakin bertambah banyak. "Mamah buatkan sarapan untukmu," Tapi kedatangan Fatma sedikit membawa kebaikan untuknya. Wanita itu menyediakan sarapan untuknya, hal yang tidak pernah Damar rasakan selama in