Naya mengerjap tidak percaya--mendapati Abi ada di depan pintu rumahnya di saat jam masih menunjukkan pukul enam pagi. Pria yang memakai kemeja flanel lengan panjang dengan kombinasi warna merah gelap, dan navy--yang lengannya terlipat hingga ke bawah siku, serta celana denim warna dark navy tersebut—tersenyum lebar. “Selamat pagi, Nay.” Sepasang mata dengan bulu lentik itu mengerjap pelan. “Maaf bikin kamu kaget,” lanjutnya, sembari mengamati wajah bingung Naya. Wanita itu terlihat cantik dengan sweater lengan panjang warna putih, serta celana kain warna coklat tua. Nampak sudah rapi, dan siap. “Sudah mau berangkat?” tanya Abi dengan senyum cerah. Kernyitan di dahi Naya kini bertambah, ketika mendengar pertanyaan Abi. “Kok … tahu??” tanya Naya masih setengah bingung. Yang ditanya justru