“Halo Nay… “ Naya terdiam. Suara lembut bernada girang Alka saat mengangkat telepon--membuat hati Naya berdesir. "Hey ... kamu sudah sampai?" tanya Alka saat Naya masih diam. "Bukan." Naya terdiam beberapa detik. "Kayaknya saya tidak bisa datang," jawab Naya. Ia bisa mendengar desah kecewa dari lawan bicaranya. “Kenapa?" tanya Alka dengan nada lembut. "Di sini hujan. Semua penerbangan delay, belum tahu sampai kapan," sahut Naya hati-hati. Dia sedang berusaha mendapatkan pemakluman dari pria yang tidak lain adalah mantan suaminya. Alka menarik nafas panjang. "Masih belum bisa dipastikan penerbangan jam berapa?" tanya Alka dengan nada kecewa. Naya menggeleng, lalu tersadar Alka tidak bisa melihatnya. "Belum. Um ... tapi arsitek kami sudah ada di Jakarta kok, Pak. Jadi meeting masih bi