Part 86. Lombok

1999 Kata

"Selamat datang di Lombok, Nay." Naya menghampiri sosok pria gagah dengan jambang yang mulai tumbuh di sekitar wajahnya. Di bawah hidung, rahang, dan juga janggut. Sepertinya, pria itu terlalu sibuk hingga tak sempat bercukur. "Thank you, Rey. Nggak ada kalungan bunga nih?" candanya. Reygan tertawa. Tangannya mengusap jambang yang cukup menyita perhatian itu. "Nggak sempat ngeronce bunga. Nih ... mau cukuran aja ngga ada waktu." Reygan—dengan tangan kanan masih di dagu—menolehkan wajah ke kanan, dan ke kiri. Menunjukkannya kepada wanita di depannya. Naya tertawa. Tebakannya ternyata benar. "Yuk ... aku ajak ke tempat makan sea food yang enak banget." Reygan mengambil alih koper yang Naya bawa, lalu membimbing wanita itu ke parkiran. "Gimana kantor?" tanya Reygan begitu mereka memasuki

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN