Part 67. The Calamity

1517 Kata

Naya segera membuka tas—meraih benda yang masih terus meraung tersebut, kemudian menekan tombol hijau--begitu ia berhasil keluar dari ruang meeting. Perasaannya semakin tidak tenang. "Halo ... " "Alhamdulillah, akhirnya Ibu angkat. Mas Naka muntah-muntah, Bu." Anik menghela nafas lega begitu panggilannya terjawab. Naka masih ada digendongannya. "A-ap-pa?" Jantung Naya berdebar kencang. Ketika tadi dia meninggakan Naka, putranya itu dalam keadaan baik-baik saja. "Saya tidak tahu kenapa, Bu. Baru saja saya suapi makan, trus muntah," jawab Anik mulai panik lagi. Naya bisa mendengar suara tangis sang putra. "Kasih minyak kayu putih dulu, saya balik sekarang." Naya dengan cepat menutup sambungan, setelah memberi arahan pada Anik. Wanita itu lalu berbalik--berniat kembali ke ruang meeting un

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN