Harapannya Sederhana

1002 Kata

“Bangun! Kamu itu mau sampai kapann bermalasan kayak gini? Sudah enak kamu diberi tempat tinggal dan makan yang enak. Kamu dengan seenaknya bangun siang kayak gini. Beneran nggak guna kamu itu.” Selena tangannya yang ditarik oleh Maya, menatap wanita itu dengan tatapan tajamnya dan langsung saja menarik tangannya dari tangan Maya. Mana sudi dia dipegang oleh Maya sekarang. Matanya menatap tajam pada wanita yang menatap dirinya tajam balik. “Aku lelah. Semalam tidak ada tidur, kau mengatakan dengan gamblang kalau aku nggak guna. Seharusnya kamu ngaca. Di dalam kamar yang kamu tempati sekarang, yang dulu ditempati sama aku. Punya kaca yang besar. Memangnya kamu berguna? Kamu hanya bisa merebut apa yang sudah milik orang. Aku yang punya rumah ini. Kamu rebut juga. Kamar yang menjadi kamar

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN