Selena yang masuk ke dalam mobil. Memegang dadanya dan juga mengambil obat yang ada di dalam tasnya. Selena segera meminum obat itu, tidak bisa menemui kakaknya dalam keadaan ketakutan dan semua ingatan tentang masa lalu. Kembali terbayang di dalam dirinya. “Sakit…” rintih Selena memegang kepala, yang terasa begitu sakit dan berdenyut. Selena tidak kuat memikirkan kalau dirinya akan dipukul dan disakiti oleh Calvin lagi. “Nona, kita mau ke rumah sakit? Mau saya telepon Tuan Raka?” Selena menggeleng, menatap pada supir yang barusan bertanya padanya. Selena tidak mau kakaknya itu langsung ke sini membuat keributan, lalu memukul Calvin brutal. Selena sedapat mungkin mau damai dan tidak ada keributan. “Tidak usah Pak. Kita langsung pulang saja. Saya hanya mau pulang ke rumah,” jawab Se