Di kantor Wijaya Groups, terlihat Aaron begitu serius memeriksa beberapa dokumen penting yang beberapa minggu ini ia abaikan semenjak ia terus memikirkan sosok wanita, ia cintai dalam diam yaitu Malikha. Apalagi, setelah ia nekad mencuri ciuman paksa dari bibir mungil Malikha. Aaron hampir seperti orang gila, yang kini begitu mendamba dan terus teringat rasa manis dari bibir itu. Seolah, ia tiba-tiba menjadi seorang pencandu dari obat-obatan terlarang, bedanya ia hanya menginginkan bibir manis, nan lembut milik Malikha. Kini, hampir tiga jam berkutat dengan beberapa dokumen penting yang harus ia periksa dan tanda tangani kini pekerjaan Aaron hampir selesai. Setelah ini, ia ingin makan siang sembari merilekskan pikirannya. 'Huft ... akhirnya, pekerjaan ini selesai juga. Lebih baik aku c