"Hai, kamu tidak apa-apa 'kan?'' "Sini aku bantu," Indra tersadar dari lamunannya, ia bergegas berniat membantu Eliza. Namun, niat baiknya itu langsung mendapatkan penolakan dari Eliza. "Tidak perlu, ini sudah sele ---" Kalimat Eliza terhenti, ketika ia berdiri lalu menatap seseorang seperti tidak asing baginya. Seketika, tubuhnya menegang karena sangat terkejut. 'Pri--pria itu seperti dia ... wajahnya mirip sekali, jangan-jangan itu memang dia. Aku harus pergi, aku tidak berdekatan atau pun memiliki hubungan dengannya lagi,' batin Eliza panik lalu bergegas pergi, karena sadar di hadapannya adalah pria masa lalunya dan kini kembali. Rasa sakit hati ketika ditinggalkan, apalagi disaat Eliza tengah mengandung, tanpa keberadaan sosok pendamping hingga ia melahirkan. Sejak saat itu, ia se