"Sa--sayang ... akhirnya, aku bisa melihatmu. Sedari pagi aku mencarimu, kamu dari mana saja, hem?'' Adrian terlihat menghindari Malikha, lelaki itu berniat memegang tangan Malikha. Namun, dengan gerakan cepat Malikha mengambil langkah mundur. Sehingga tangan Adrian hanya mampu memegang udara. "Jangan berani menyentuhku, Mas. Aku masih marah padamu, kamu ingat itu 'kan?'' ucap Malikha, seolah ia mengingatkan akan pengkhiatan Adrian padanya. "Maaf ... maafkan aku, Sayang. Sungguh, aku sangat menyesal telah membuat hatimu terluka. Tidak bisakah kamu membuka hatimu, lalu memberikan maaf padaku?'' Adrian terlihat memohon, tetapi tidak menunjukkan rasa penyesalannya. Malikha menatap sinis suaminya, seolah tahu kalau ucapan maaf dari suaminya hanyalah kalimat pemanis bibir Adrian. "Meminta