'Hiks ... kenapa dia jahat padaku, dan tega menciumku?! Padahal dia tahu, kalau aku ini adalah istri dari seseorang!' 'Seharusnya dia tidak melakukan itu padaku, aku benar-benar membencinya dan berharap aku tidak bertemu dengannya lagi,' batin Malikha, sembari berlari ke arah depan. Ketika langkahnya akan membawanya ke meja dan kursi yang sempat ia duduki tadi bersama Adrian suaminya, Malikha berusaha mengontrol emosi lalu menghapus air matanya. 'Tenangkan dirimu, Malikha. Jangan tunjukkan wajah sedihmu, kamu tidak bersalah dan kamu tidak melakukan kesalahan apapun. Anggap saja tadi seperti mimpi, ya, mimpi buruk yang harus kamu lupakan. Jangan biarkan suamimu tahu, karena kalau Mas Adrian tahu yang ada kamu disalahkan olehnya,' Malikha menyemangati dirinya sendiri, sebelum menghampiri