Wira mengangguk. Tentu saja dia akan mengambil waktu khusus untuk mempelajari proposal mereka. Mereka berhenti sejenak di lorong. Tuan sagara terlihat begitu antusias dan percakapan itu terus mengalir. Dia berbicara tentang rencana pengembangan hotel, potensi lokasi, hingga peluang event internasional yang bisa diadakan di sana. Dia berbicara seolah Wira sudah menerima proposal mereka. Namun, Wira menanggapi dengan gaya santai, hanya matanya tetap memancarkan kewaspadaan khas seorang pengusaha yang terbiasa menghadapi berbagai trik negosiasi. Ketika mereka hampir mencapai pintu keluar, langkah Wira tiba-tiba tertahan. Dari belakang Tuan Sagara, putrinya Alya melangkah cepat, wajahnya penuh percaya diri. “Pak Wira,” ucapnya sambil menahan lembut lengan Wira. Suaranya halus, tapi jelas

