Lyora tertawa kecil, merasa lega. dia berkata lembut, “Walaupun kesannya nggak berperasaan, tapi aku senang kamu sudah bersikap tegas. Semoga dia sadar, dan nggak datang mengusik kamu lagi, Mas,”
Wira tersenyum tipis, meski Lyora tidak bisa melihatnya. “Jangan khawatir, Eneng. Walaupun nggak bisa dijamin juga, karena wanita yang bisa lakuin hal kayak gitu pasti tipe orang yang nggak akan menyerah dengan mudah. Tapi yang penting aku udah nentuin sikap, dan ada yang bisa merubahnya.”
Ucapan itu membuat Lyora terdiam, bibirnya tersenyum hangat. Hatinya mengembang oleh keyakinan.
“Mas…” suara Lyora lirih, penuh kasih.
Wira memahami kekhawatiran istrinya. Jadi dia mengganti topik, kali ini dengan nada yang lebih bersemangat.
“Pokoknya kamu nggak usah terus-terusan mikirin itu, sayang. Semu
