Mereka berhenti di dekat sebuah bangku taman, di bawah pohon flamboyan yang sedang berbunga merah cerah. Wira duduk, lalu menepuk sisi bangku untuk mengajak Lyora duduk di sampingnya. Ia meraih tangan istrinya, menautkan jari-jari mereka. “Lihat itu, Sayang,” Wira menunjuk ke sekelompok anak kecil yang sedang bermain gelembung sabun. Mereka tertawa riang, berlarian mengejar gelembung-gelembung yang melayang di udara. “Mereka nggak mikirin apa-apa, cuma bahagia dengan apa yang ada di depan mata.” Lyora tersenyum, ikut memperhatikan. “Iya... kebahagiaan ternyata bisa sesederhana itu ya. Cuma perlu hati yang tenang dan orang yang kita sayangi di sisi kita.” Ia menoleh ke Wira. “Kayak aku sekarang. Bahagia karena ada kamu.” Wira menatapnya lekat, lalu tanpa ragu meraih wajah Lyora dengan le

