Bab 159 Diusir

1882 Kata

Langit Jakarta menyambut mereka dengan rona senja yang keemasan. Jendela mobil yang mereka tumpangi memantulkan cahaya jingga, membuat wajah Lyora terlihat semakin hangat dan tenang. Di kursi samping, Wira menoleh sekilas, mengamati istrinya yang menyandarkan kepala di kaca, matanya menatap langit yang perlahan berganti warna. Wira tersenyum kecil, jemarinya meraih tangan Lyora, menggenggamnya erat. “Aku suka lihat wajahmu saat begini,” katanya pelan, seakan takut mengganggu ketenangan yang tengah melingkupi mereka. Lyora mengalihkan pandangan, menatap suaminya dengan senyum tipis. “Saat seperti apa?” “Seperti seseorang yang baru pulang dari perjalanan panjang, membawa bahagia dan kenangan manis, walaupun masih menyisakan lelah,” jawab Wira sambil mengusap punggung tangan Lyora denga

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN