094:RAIN-UJIAN JADI RESIDEN PAKMIL

1580 Kata

Di rahim Zia ada anak gue. Kami bahagia. Sebenarnya gue sudah tau dari hasil tes darah. Tapi, gue tetap modusin Zia untuk nampung urine biar bisa lihat langsung yang namanya garis dua. Eforianya sampai bikin air mata gue menitik tanpa izin. MashaaAllah tabarakallah. Saat kami tak lagi terlalu berharap, saat Zia belajar menerima keadaan pernikahan kami, Allah justru menitipkan amanahnya. Alhamdulillah. Pelukan erat baru terurai saat ponsel gue berbunyi. Gue harus kembali bertugas. Urgent Pake Banget! Ada beberapa pasien yang datang serempak. Karena kodenya UPB artinya gue harus lari. Pas gue sampai di IGD, Husna – salah satu perawat yang bertugas – langsung menyodorkan laporan kondisi dari seorang pasien. Orangnya belum muncul. “Ibunya nelpon dari lampu merah, Dok. Lima menit ke sini

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN