“Halo, Bu Dokter Hujan,” sapa dr. Agnes. Beliau seorang residen obgyn tahun ketiga. “How do you feel, Zi?” Tentu, kebanyakan sesama residen seperti Rain, aku cukup mengenal mereka sangkin seringnya bolak-balik ke rumah sakit saat Rain bertugas. “Better, doc,” jawabku. “Mual muntah masih?” “Hmm. Masih. Pagi sih yang terasa banget. Kepingin makan tapi di lidah rasanya ngga enak. Masuk perut mual.” “I see.” Beliau memeriksaku, teliti mendengarkan irama jantung dan paru, lalu menghitung detak nadiku. “Tadi pagi muntah?” “Muntah, Dok. Ada deh tiga kali dari subuh sampai ….” Aku mencoba mengingat. “Tadi Aa balik jam delapanan ya, Mi?” tanyaku ke Mami, mengkonfirmasi. “Iya,” tanggap beliau. “Nah itu tiga kali muntah, Dok. Agak siangan sekali, jam sepuluhan tadi. Sampai sekarang sih belum