"Dad!" satu tangan Raphael terangkat menghentikan ucapan Lauye, tetapi tatapannya terkunci pada Felica seorang. "Istriku, mari kita berbicara sebentar saja," ajak Raphael sambil mengulurkan tangannya. Felica mengangguk dan membalas uluran tangan Raphael, mereka berdua segera pergi dan ke tempat lain yang hanya mereka berdua saja yang berada di sana. Raphael membalikkan tubuhnya, menatap Felica dengan pandangan tak terbaca. Felica ingin menebak apa yang dipikirkan Raphael, tetapi pria itu langsung saja membuka suara. "Mungkin hari itu akan tiba," katanya sambil menatap dalam ke arah Felica. Selalu saja seperti ini, Raphael merasa sudah melemah setiap kali menatap mata jernih istrinya. Tatapan polos yang mengingatkannya kembali masa-masa menyakitkan. Masa disaat ia ingin membunuh istrin

