Sekitar jam tiga subuh, seorang pria berlari di kegelapan malam. Ia terlihat begitu terburu waktu, napasnya tersengal dengan keringat yang mengucur deras dari pori-pori kulitnya. Malam itu, penjagaan di sekitar juga terlihat menurun, para mafioso sudah memilih satu sudut untuk berkumpul dan bicara. Angin di kawasan terpencil terasa sangat dingin, tidak ada penjagaan, apalagi tanda-tanda kehidupan. Pintu bangunan mewah itu tertutup rapat, lampu di ruang depan terlihat menyala dan menyilaukan. Biasanya mansion itu gelap, tapi malam ini tampaknya ada orang yang berada di dalam sana. "Sial! Kenapa aku harus membantunya? Ini bukan demi wanita tak tahu diri itu, ini hanya karena aku banyak berhutang ilmu pada Manusia Seribu Musim!" keluhan itu terdengar agak gusar, ia sudah berlari begitu jauh