Sepanjang perjalanan dari Banjarbaru ke Jakarta, tidak ada pembicaraan sedikitpun di antara Al, dan Aya. Aya merasa, kalau Al bebar-bebar pria angkuh luar biasa. Bicara basa basi saja tidak. Tiba di bandara, Revan sudah datang menjemput bersama Asila. Mobil Al juga sudah siap di sana. Al, dan Revan serta Asila saling menyapa, dan berkenalan, sebelum Aya, dan Rahmi masuk ke dalam mobil Revan, dan mengikuti mobil Al untuk menuju rumah sakit. "Mas Al ganteng ya, Aya," bisik Asila, agar tidak terdengar Revan yang duduk bersama supir di depan, dengan memangku Rahmi. "Nini ...." "Kenapa? Nini memuji berdasar pandangan mata." "Dia itu jenis pria seperti di novel, arogan, dingin, menyebalkan," bisik Aya juga. Asila tak bisa menahan tawa, mendengar ucapan Aya. Revan menolehkan kepala. "Ad