Aay datang menjemput Aya. Ia berkenalan dengan Al. "Tidak ingin melihat Rahmi dulu sebelum pergi?" Tanya Al. Kepala Aya menggeleng, ia menahan tangis yang ingin pecah. Bergegas Aya masuk ke dalam mobil. "Titip Rahmi, semoga dia bisa betah tinggal bersama keluarga di sini. Kami permisi dulu, Assalamualaikum," pamit Aay. "Waalaikum salam." Al menatap kepergian Aya, dan Aay. Perasaannya sendiri tidak pasti, kalau keluarganya mampu membuat Rahmi bahagia, seperti saat Rahmi bersama Aya. Di dalam mobil. "Menangis saja, kalau ingin menangis," ucap Aay pada Aya. Setelah melihat wajah murung Aya, yang berusaha menahan tangis. Aya menumpahkan tangis, ditutup wajah dengan kedua telapak tangannya. Bahunya bergetar hebat. Aay tidak tega melihat keadaan saudara kembarnya. Ditepikan mobil, lalu di