Bab 85. Sebuah Penawaran

1419 Kata

Anna masih berdiri diam di depan meja kecil sambil melihat ke arah ponsel suaminya yang saat ini berdering. Tidak ada keinginan sama sekali dalam diri Anna untuk menerima panggilan telepon itu. Mayanya masih tertuju di layar ponsel yang bertuliskan nama seseorang. Rasanya dia tidak ingin memegang ponsel suaminya ketika nama itu masih ada di sana. “Siapa yang telepon, An?” tanya Devan saat masuk ke dalam kamar dan mendengar suara telepon. “Orang gak penting, Mas,” jawab Anna tanpa mengalihkan pandangannya dari layar ponsel itu. “Orang gak penting? Siapa sih?” tanya Devan yang penasaran kemudian segera mendekat ke arah istrinya. “Ya ampun, iya bener ini orang gak penting banget,” ucap Devan saat mengetahui siapa orang yang menghubunginya itu. “Angkat aja Mas, siapa tahu dia punya urusa

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN