“Kinan!” “Hei!” Kinanti melambaikan tangannya kepada seorang wanita yang tadi memanggilnya. Dia segera pergi ke arah temannya itu sesaat setelah dia masuk dari pintu utama rumah sakit. Posisi teman Kinanti itu ada di samping kiri pintu masuk rumah sakit. Kinanti tampak langsung akrab dengan sahabatnya itu dan terlihat bisa bercanda dan tertawa bersama. Devan mengajak Anna bersembunyi di belakang pilar besar yang ada di lobi rumah sakit. Dia mengikuti pergerakan Kinanti yang sepertinya akan segera pergi dari lobi tersebut. Devan tidak ingin Kinanti melihatnya sedang bersama Anna ada di rumah sakit ini, apalagi kandungan Anna sedang perlu perhatian lebih. “Mas, udah pergi tuh,”ucap Anna yang juga ikut mengintip dari balik pilar. “Iya, tunggu dia masuk ke dalam lift dulu baru kita kelua