Lupa Marah

1164 Kata

“Kalian ini apa nggak capek? Semalam tidur jam berapa, coba? Itu Netflix nyala terus sampai pagi lho.” Lina tidak bisa mempercayai energi ketiga gadis di depannya ini yang sepertinya tidak ada habisnya. Bayangkan saja, baru semalam sampai setelah bekerja seharian, malamnya mereka keluar makan, lalu ke klub sampai pukul dua belas. Lalu pagi ini, mereka semua merengek ingin menyewa sepeda untuk gowes keliling sawah. Dirinya saja yang sudah hampir satu Minggu di sini tidak kepikiran gowes sama sekali. “Kan udah kamu matiin tadi jam setengah enam.” Siska melirik temannya itu sambil memasang kaos kaki. Maria mendekat, mengusap bahu Lina, lalu berkata dengan lembut seperti seorang kakak, “Lina sayang, temanku yang paling cantik se-central building, kita ke sini memang maunya jalan-jalan, ref

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN